Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Kesehatan · 20 Okt 2022 17:16 WIB

Dinkes Minta Stop Konsumsi Sirup


					Dinkes Minta Stop Konsumsi Sirup Perbesar

Kraksaan – Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengimbau seluruh apotek dan tenaga kesehatan untuk menyetop sementara penjualan maupun meresepkan obat sirup kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan terkait imbas dari 206 anak Indonesia mengalami gangguan ginjal akut misterius, 99 di antaranya meninggal dunia.

Hal ini pun dipertegas oleh Mujoko, Plt Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. Ia menyampaikan, imbauan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak yang dikeluarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes.

“Termasuk yang sudah beli, jangan dikonsumsi dulu,” katanya, Kamis (20/10/2022).

Ia juga memastikan, pihaknya juga sudah memerintahkan kepada para nakes setempat untuk tidak memberikan resep obat sirup kepada masyarakat yang berobat. Sebab, kemenkes menilai beberapa jenis sirup mengandung tiga senyawa berbahaya bagi penderita ginjal akut, yakni ethylene glycol-EG, diethylene glycol-DEG, dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).

“Sirup apa pun jangan dibeli dulu sambil nunggu hasil risetnya dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan, Red),” ujarnya.

Di sisi lain, ia bersyukur di Kabupaten Probolinggo hingga kini masih belum ada masyarakat yang terkena penyakit ginjal akut tersebut. Padahal, saat ini Provinsi Jawa Timur menjadi yang terbanyak ketiga secara nasional untuk temuan ginjal akut tersebut setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

“Semoga tidak ada ke depannya, maka dari itu kami imbau jangan konsumsi sirup dulu,” paparnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Dokter Muter: Harapan Baru Warga Terpencil Dusun Bakah Lumajang

3 Juli 2025 - 18:28 WIB

Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Trending di Kesehatan