Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Ekonomi · 12 Okt 2022 12:14 WIB

PMK di Lumajang Masih Menyebar, Peternak Sapi Perah Kewalahan 


					PMK di Lumajang Masih Menyebar, Peternak Sapi Perah Kewalahan  Perbesar

Lumajang,- Serangan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Lumajang nyatanya belum sepenuhnya reda. Hingga saat ini masih saja ada hewan ternak yang terjangkit penyakit tersebut.

Kasus ini tentu akan menjadi peluang bagi penyebaran penyakit tersebut ke hewan ternak lain di Kabupaten Lumajang. Alhasil, pemerintah setempat pun mau tidak mau harus kembali menggencarkan vaksinasi ternak, khusus jenis sapi.

Seperti yang dilakukan di Desa Kandangtepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Ternak di kawasan lereng Gunung Semeru ini menjadi salah satu sasaran vaksinasi ternak.

Mayoritas ternak yang disuntik vaksin adalah sapi perah. Diketahui, kawasan ini merupakan salah satu sentra penghasil susu perah di Lumajang.

Awalnya, sapi perah diberi antigen khusus yang disebut-sebut bisa merangsang kekebalan hewan ternak, seusai terserang PMK. Namun, banyak peternak mengeluh lantaran langkah itu tidak terlalu berdampak.

“Imbasnya yang paling terlihat pada produksi susunya. Karena biasanya satu ekor sapi bisa menghasilkan sepuluh liter. Tetapi sejak PMK, rata-rata satu ekor itu hanya 5 liter,” ungkap Salim, salah seorang peternak susu perah di Kecamatan Senduro, Rabu (12/10/22).

Salim menyampaikan, meskipun dirinya memiliki 30 ekor sapi perah, namun tidak semua sapinya bisa diperah. Sebab, hingga saat ini, sebagian besar sapi perah yang ada di Kecamatan Sebduro masih dalam proses penyembuhan PMK.

Bahkan dari 30 ekor sapi perah miliknya, hanya 14 ekor yang bisa diperah. Itu pun, satu ekor sapi, saat ini tidak pernah menghasilkan belasan liter susu.

Paling banyak sekarang, menurut Salim, hanya menghasilkan sekitar 8 liter susu. “Bisa-bisa peternak sapi perah seperti kami ini buntung,” keluh dia.

Kerugian selalu menjadi bayang-bayang karena peternak terbiasa mengambil laba dari akumulasi kuantitas. Jika produktivitas sapi perah turun, ancamannya laba peternak hanya cukup untuk balik modal.

Bahkan, dikatakan Salim, memungkinkan peternak tekor jika sapi perah tak kunjung menghasilkan jumlah liter susu yang maksimal, seperti biasanya.

“Koperasi Unit Desa (KUD) mematok harga Rp6.200 untuk satu liter susu. Sebenarnya bagi kami, kalau harga segitu, nutut untuk operasional dengan catatan semua sapi tidak terdampak PMK dan bisa diperah,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Trending di Kesehatan