Menu

Mode Gelap
Dari Lapangan Desa Lumajang Siapkan Atlet Masa Depan Lewat Bupati Cup Santri Lumajang Unjuk Gigi di Forum Pramuka Internasional Probolinggo Kondusif, PWI Ajak Masyakat Tidak Terpengaruh Konten Provokatif Kisah Tragis Faisol, Tertabrak KA saat Hendak Ambil HP Jatuh di Pesisir Probolinggo Antisipasi Macet, Polres Pasuruan Atur Penyekatan dan Kantong Parkir untuk Haul KH Abdul Hamid ke-44 Gelombang Demonstrasi di Gedung DPRD Kota Probolinggo, Mahasiswa Tuntut Keadilan dan Reformasi

Ekonomi · 30 Sep 2022 16:58 WIB

Harga Kedelai Meroket, Tempe Dijual ‘Kurus’


					Harga Kedelai Meroket, Tempe Dijual ‘Kurus’ Perbesar

Lumajang- Harga kedelai di sejumlah daerah melambung tinggi, tak terkecuali di Kabupaten Lumajang. Hingga hari ini, Jum’at (30/9/22) harga jual kedelai mencapai Rp13 ribu per kilogram (Kg).

Akibat meroketnya harga bahan baku kedelai, harga setiap makanan olahan yang terbuat kedelai harganya ikut naik. Misalnya tempe dan tahu.

Perajin tempe asal Dusun Karangsepuh, Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Yayuk mengatakan, umumnya di Kabupaten Lumajang satu iris tempe dengan panjang sekitar 10 centimeter dijual harga Rp2 ribu per potong.

“Jika lebih dari harga itu, bisa tidak laku. Cara menyiasatinya, ukuran ketebalan tempe diperkecil, kalau sebelumnya 5 sentimeter, sekarang jadi 3 sentimeter,” kata Yayuk.

Tingginya harga kedelai, menurut Yuyuk, membuat perajin sekaligus penjual tempe kebingungan. Alhasil, mereka pun harus menyesuaikan harga harga jual tempe di pasaran.

Kenaikan harga kedelai, imbuhnya, diduga terjadi secara bertahap sejak harga BBM naik. Semula harga komoditi ini hanya Rp 8.000 ribu/kg, dan terus naik hingga kisaran Rp12,650 ribu/kg.

“Selama ini kalau harga kedelai naik, cara menyiasatinya ya kurangi ketebalan tempe. Kalau gak gitu, ya bisa rugi,” katanya, Jumat (30/9/2022).

Yayuk berharap, kenaikan kedelai ini membuat pemerintah turun tangan untuk menekan harga jual. Atau setidaknya memberi jaminan agar harga kedelai bisa stabil dan terjangkau.

“Gak masalah kalau tidak bisa turun lagi, tetapi setidaknya jangan naik lagi,” tuturnya. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Klaim Kondisi Sedang Tidak Baik, Gudang Garam Paiton tak Jamin Beli Tembakau

14 Agustus 2025 - 18:53 WIB

Cegah Penimbunan, Satgas Pangan Sidak Produsen dan Agen Beras di Pasuruan

14 Agustus 2025 - 17:48 WIB

Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen

12 Agustus 2025 - 18:57 WIB

Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi

12 Agustus 2025 - 18:02 WIB

Penjual Bendera Musiman Marak, Namun Omset Kini Turun

8 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Trending di Ekonomi