Enam PSK dan Hidung Belang Diamankan Satpol PP

Probolinggo – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Probolinggo menggrebek dua lokalisasi di Kabupaten Probolinggo, Kamis siang (4/8/2022). Penggerebekan yang berawal dari pengaduan masyarakat ini berhasil menciduk sejumlah PSK, muncikari, dan pria hidung belang.

Dua lokasi yang dirazia petugas ini berada di Kecamatan Lumbang dan Kecamatan Wonomerto. Karena terbagi menjadi dua tim, secara bersama petugas langsung melakukan penggerebekan di dua lokasi tersebut.

Hasilnya, untuk tempat prostitusi di Kecamatan Wonomerto, petugas berhasil mrngamankan tiga PSK yang sedang mangkal. Sedangkan di Kecamatan Lumbang, petugas berhasil mengamankan tiga PSK, seorang muncikari, dan seorang pria hidung belang.

“Razia yang dilakukan ini karena adanya aduan dari masyarakat, sehingga dari situlah kami langsung bergerak di dua lokasi. Saat petugas datang, seorang muncikari di lokalisasi Lumbang sempat kabur ke rumah warga, namun petugas berhasil menemukannya,” ujar Kabid Trantibum Linmas, Satpol PP Kabupaten Probolinggo, Harianto.

Selanjutnya enam PSK, seorang muncikari, dan seorang pria hidung belang digelandang ke Mako Damkar Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Mereka mengikuti skrining HIV yang dilakukan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo serta didata identitasnya.

Dari hasil skrining diketahui, tiga orang terindikasi HIV/AIDS yakni, dua PSK dan seorang pria hidung belang. Selanjutnya ketiga orang tersebut diminta melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke Puskesmas di wilayahnya masing-masing.

Dari hasil pendataan, diketahui enam PSK yang beroperasi ini ada beberapa yang dari luar daerah mulai dari Lumajang, Situbondo, dan Madura. Sisanya berasal dari Kuripan, Lumbang dan Bantaran.

“Selain itu dari enam PSK yang kami amankan, dua merupakan PSK lama, sedangkan empat lainnya merupakan PSK baru yang bekerja di lokasi tersebut,” imbuh Harianto.

Baca Juga  Kakak-adik Meninggal Akibat Tenggelam di Sungai, ini Kronologi Kejadiannya

Sementara, salah satu PSK asal Madura, I-D mengatakan, ia terpaksa bekerja sebagai PSK lantaran kesulitan ekonomi. Ia mengaku, baru dua hari bekerja sebagai PSK di lokalisasi di Kecamatan Lumbang.

“Saya menyesal setelah terkena razia Satpol PP, selain itu saya baru dua hari kerja sebagai PSK dengan tarif Rp100 ribu sekali kencan,” ujarnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Baca Juga

Nyaru jadi Jaksa, Guru Honorer Diringkus Polisi

Pasuruan,- Kejahatan berkedok profesi kembali terjadi. Kali ini, seorang oknum guru honorer di Surabaya berpura-pura …