Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Ekonomi · 29 Jun 2022 15:02 WIB

Tingkatkan Produktivitas Pertanian, HKTI Kab. Probolinggo Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik


					Tingkatkan Produktivitas Pertanian, HKTI Kab. Probolinggo Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik Perbesar

Pajarakan,- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI ) Kabupaten Probolinggo mendorong para petani menggunakan pupuk organik. Alasannya, untuk menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

Ketua DPC HKTI Kabupaten Probolinggo, Mohammad Haris Damanhuri atau Gus Haris menyebut, kelebihan lain pupuk organik adalah ramah lingkungan dan lebih hemat biaya.

“Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dan tidak diberlakukannya pola tanam yang benar dapat membuat produktivitas hasil pertanian menurun,” kata Gus Haris saat sambutan dalam Rapat Kerja Cabang (Rakercab) HKT Kabupaten Probolinggo di Aula MA. Zainul Hasan Genggong, Rabu (29/6/22).

Dampak penggunaan pupuk kimia, dijelaskan Gus Haris, hasil panen tidak maksimal sehingga para petani akan merugi. Padahal pupuk merupakan kebutuhan utama tanaman agar tumbuh subur dan produktif.

“Pupuk yang ramah lingkungan itu ialah pupuk organik. Pupuk ini memiliki keunggulan tersendiri karena menyuburkan tanah dan menghidupkan mikroorganisme di dalamnya,” pungkas dia.

Gus Haris menambahkan, pupuk organik sangat aman untuk pemakaian jangka panjang. Oleh karenanya, pihaknya bakal getol mengkampanyekan penggunaan pupuk organik ke petani.

“Berbeda dengan pupuk kimia, jika digunakan secara terus menerus dalam waktu yang lama, akan merusak kandungan unsur hara dan mikroorganisme di dalam tanah,” urai Pengasuh Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong ini. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Pedagang Hewan Qurban Musiman Mulai Bertebaran di Kota Probolinggo

23 Mei 2025 - 18:07 WIB

Trending di Ekonomi