Menu

Mode Gelap
Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga Wow! Pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan Bakal Dibuatkan Rumah Dinas Seharga Rp10 Miliar

Ekonomi · 5 Jun 2022 13:47 WIB

Harga Cabai di Kota Pasuruan Kian Pedas, Capai Rp100 Ribu/Kg


					Harga Cabai di Kota Pasuruan Kian Pedas, Capai Rp100 Ribu/Kg Perbesar

Pasuruan,- Harga cabai rawit di sejumlah pasar di Kota Pasuruan mencapai Rp 100 ribu per kilogram (kg). Salah satu, seperti yang terjadi di Pasar Besar Panggungrejo.

Mahalnya harga cabai ini mengakibatkan omzet penjualan para pedagang menuurun drastis. Sebab, warga yang membeli cabai mengurangi jumlah pembelian.

“Sangat menurun mas, biasanya dapat uang Rp 2 juta sekarang dapat Rp 1 juta,” kata Munjide, sorang pedagang di Pasar Besar Kota Pasuruan, Minggu (5/6/22).

Pedagang lain, Sunie juga mengaku omzet penjualannya menurun drastis. Biasanya ia menjual tiga kwintal cabai rawit per hari, sekarang hanya 50 kilogram, itu pun tidak seluruhnya habis.

“Penghasilan sangat turun, biasnaya dapat penghasilan Rp 500 ribu, sekarang maksimal Rp 100 ribu itu kalau dapat,” keluh Sunie.

Sementara itu, menurut petugas Pasar Besar Kota Pasuruan, Septyan Putra kenaikan harga cabai rawit ini sudah terjadi sejak Sabtu (4/6/2022) kemarin.

“Mulai kemaren mas, harga cabai mencapai Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu perkilonya. Sebelumnya harga cabai sekitar Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram,” urai Septyan.

Dijelaskannya, kenaikan harga cabai diduga disebabkan karena sejumlah wilayah penghasil cabai gagal panen lantaran cuaca buruk yang terjadi selama dua pekan terakhir.

“Banyak petani yang gagal panen katanya pedagang, cabainya kena penyakit gitu,” jelasnya.

Akibat gagal panen tersebut, stok cabai menipis. Biasanya para pedagang mendapat 5 sak dari pengepul, namun jumlah itu kini berkurang jadi 1 sak yang berisi 10 kilogram cabai.

“Ada juga yang biasanya 300 kilogram, sekarang dapatnya 50 kilogram,” pungkas Septyan kepada wartawan. (*) 

 

Editor : Efendi Muhammad

Publisher : A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Trending di Ekonomi