Menu

Mode Gelap
Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau Sehari, Polres Probolinggo Kota Tangkap 5 Orang Pengedar Sabu Sound Horeg, Kapolres Lumajang: Penyelidikan Akustik Belum Ada Ricuh Soal Barcode Pasir, Truk-Truk Pasir Dihentikan Paksa di Lumajang Sae Law Care Segera Evaluasi Perwakilannya sebagai Humas Satgas Miras Kabupaten Probolinggo Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

Budaya · 2 Mar 2022 18:22 WIB

Gegara Pandemi Covid-19, Pawai Ogoh-ogoh Tengger Digelar Sederhana


					Gegara Pandemi Covid-19, Pawai Ogoh-ogoh Tengger Digelar Sederhana Perbesar

PASURUAN,- Arak-arakan ogoh-ogoh di wilayah Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan tahun ini digelar secara sederhana. Umat hindu di lereng Bromo ini melaksanakan ritual Nyepi, termasuk Pawai Ogoh-ogoh, hanya di desanya masing masing.

Meskipun tidak semeriah pada tahun-tahun sebelum Covid-19 melanda, namun puluhan umat hindu terlihat hikmat memanjatkan doa kepada Sanghyang Widhi atau Tuhan Semesta Alam.

Camat Tosari, Edy Priyanto mengatakan, arak-arakan ogoh-ogoh yang dilakukan secara terpisah, sudah berlangsung selama tiga tahun atau semenjak ada Covid-19. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya kerumunan warga.

Pawai ogoh-ogoh, dijelaskan Edy, sempat direncanakan untuk digelar secara terpusat. Namun terbitnya Imendagri bahwa Kabupaten Pasuruan masuk level 3 PPKM, maka perayaan Ogoh-ogoh terpusat akhirnya ditunda.

“Pandemi Covid-19 menjadi perhatian kita bersama, maka dari itu perayaan ogoh-ogoh dilakukan berpencar di setiap desa,” kata Edy, Rabu (2/3/22).

Mulai hari ini, Rabu (2/3/2022) dua jalur menuju kawasan wisata Bromo ditutup. Penutupan dilakukan di 2 pintu masuk, yakni di Desa Balaidono dan Desa Mororejo, Kecamatan Tosari.

“Ini kami lakukan untuk menghindari kerumunan. Kami lakukan itu untuk kesehatan kita bersama,” ujar Edy menegaskan.

Sementara itu, salah seorang warga Tosari, Nike mengatakan, sebenarnya warga merasa kecewa karena pawai ogoh-ogoh tidak dirayakan dengan meriah dan melibatkan desa lain.

“Tapi saya tetap bersyukur karena kegiatan ini masih bisa dilakukan meskipun terpisah,” ucap dia. (*)


Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Jolen Simbol Kerukunan dan Warisan Budaya Desa Senduro

27 Juni 2025 - 19:02 WIB

Grebeg Suro, Warga Lumajang di Lereng Semeru Berebut Gunungan Hasil Bumi

27 Juni 2025 - 13:26 WIB

Basuh Kaki Orang Tua, Tradisi Siswa di Kota Probolinggo saat Hadapi Kelulusan

19 Juni 2025 - 14:48 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu, Harmoni Seni dan Pelestarian Alam

19 Juni 2025 - 14:11 WIB

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Trending di Budaya