Menu

Mode Gelap
Eks Kepala Desa di Bondowoso Edarkan Narkoba, Tertangkap di Jember. Longsor Kembali di Piket Nol, Akses Malang-Lumajang Macet Total Nelayan Hilang di Perairan Gending, Pencarian Terhambat Cuaca Buruk Kakak-beradik asal Gunung Geni Probolinggo jadi Maling Motor, Kini Dibekuk Polisi Jembatan Karangjati Anyar Putus, Warga Terpaksa Menyusuri Sungai Wisata Lumajang Terhambat Karena Dinas Pariwisata Tak Fokus Tata Kelola dan Branding

Gaya Hidup · 1 Feb 2022 16:32 WIB

Menikmati Panorama Bromo Sambil ‘Nyruput’ Kopi Bor


					Menikmati Panorama Bromo Sambil ‘Nyruput’ Kopi Bor Perbesar

Probolinggo – Bagi sebagian orang, menikmati kopi di warung maupun kafe di kawasan wisata Gunung Bromo hal biasa. Namun bagaimana rasanya menikmati kopi yang diaduk dengan mesin bor?

Ya, kopi bor ini hanya ada di wisata Gunung Bromo, yang dijual pedagang kopi keliling. Saat Anda berkunjung ke Gunung Bromo, khususnya di padang savana, Anda akan banyak menemui pedagang kopi keliling.

Namun ada pedagang kopi, Suwignyo (37), warga Jemplang, Kabupaten Malang yang sajian kopinya berbeda. Secara umum pembuatan kopi yang dijual Suwignyo seperti pembuatan kopi pada umumnya, namun kopi serta cara mengaduknya yang berbeda.

Suwignyo sendiri menjual Kopi Bromo Tengger, kopi unggulan warga Tengger. Sedangkan kopi lain yang jual yakni kopi susu. Namun, untuk kopinya, Suwigyo tetap menggunakan Kopi Bromo Tengger.

“Yang berbeda dengan kopi-kopi yang lain yakni cara mengaduknya, di mana saya menggunakan mesin bor. Mata bor saya ganti dengan menggunakan sendok, selain otomatis, proses pengadukan bisa lebih cepat,” ujarnya.

Ide kopi bor itu sendiri, bermula saat pandemi Covid-19, dimana ia harus beralih profesi dari kuli bangunan menjadi penjual kopi. Dari situlah, mesin bor ia gunakan untuk mengaduk kopi. Selain untuk mempecepat proses pengadukan, juga sebagai ciri khas ia berjualan kopi.

Suwignyo sendiri menjual kopi bor, per gelas dengan harga Rp5.000, sama seperti harga kopi pada penjual lainnya. Namun yang membedakan yakni cara mengaduknya yang khas.

“Bersyukur, dengan berjualan kopi bor ini, banyak wisatawan yang membeli kopi saya. Tak jarang banyak orang bertanya, dan penasaran karena kopi diaduk dengan mesin bor,” imbuhnya.

Salah satu wisatawan asal Probolinggo, Adrianto mengatakan, kopi bor ini unik. Selain diaduk dengan mesin bor, rasa Kopi Bromo Tengger juga khas, sangat khas.

“Saya sering ke Gunung Bromo, karena dekat. Namun, ketika saya ke Bromo yang tidak saya lewatkan yakni menikmati kopi bor, sambil menyaksikan keindahan Gunung Bromo,” ujarnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 54 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tanggul Kampung Renteng di Lumajang Rusak, Butuh Perbaikan Segera

11 Mei 2025 - 17:13 WIB

Miris! Jalan Rusak di Plalangan Jember Baru Diperbaiki setelah 20 Tahun

10 Mei 2025 - 22:55 WIB

Masuki Musim Pancaroba, Hujan Masih Mengguyur Kota Probolinggo

9 Mei 2025 - 22:18 WIB

GOR A Yani Bakal Dipercantik, FPTI Kota Probolinggo Pindahkan Wall Climbing

9 Mei 2025 - 15:16 WIB

Amphitheater Ranu Pani Miliaran Rupiah Tak Bermanfaat bagi Lumajang

7 Mei 2025 - 17:10 WIB

Disurvei Pemprov Jawa Timur, Pemkab Probolinggo Berharap Jembatan Rusak Segera Diperbaiki

6 Mei 2025 - 14:19 WIB

Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji

2 Mei 2025 - 14:00 WIB

Penutupan Tambak Udang Penyebab Limbah Hanya Janji, Warga Surati Pemkab dan DPRD Jember

30 April 2025 - 13:40 WIB

Pemkab Probolinggo Kebut Perbaikan Jembatan Rusak, Gunakan Dana Kedaruratan

28 April 2025 - 20:00 WIB

Trending di Lingkungan