Menu

Mode Gelap
Sengketa Tanah di Sukoharjo Paksa DPRD Kota Probolinggo Gelar RDP Polisi Gerebek Judi Cap Jiki di Pandaan, 8 Orang Ditangkap Dishub Jember Jamin Bandara Notohadinegoro Siap Sambut Penerbangan Perdana Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Warga Sumberlangsep Terisolasi Ada Dugaan Penculikan Anak di Kota Probolinggo, Polisi Minta Warga Tidak Panik 5.606 Buruh Tembakau Lumajang Kini Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan Berkat DBHCHT

Gaya Hidup · 1 Feb 2022 16:32 WIB

Menikmati Panorama Bromo Sambil ‘Nyruput’ Kopi Bor


					Menikmati Panorama Bromo Sambil ‘Nyruput’ Kopi Bor Perbesar

Probolinggo – Bagi sebagian orang, menikmati kopi di warung maupun kafe di kawasan wisata Gunung Bromo hal biasa. Namun bagaimana rasanya menikmati kopi yang diaduk dengan mesin bor?

Ya, kopi bor ini hanya ada di wisata Gunung Bromo, yang dijual pedagang kopi keliling. Saat Anda berkunjung ke Gunung Bromo, khususnya di padang savana, Anda akan banyak menemui pedagang kopi keliling.

Namun ada pedagang kopi, Suwignyo (37), warga Jemplang, Kabupaten Malang yang sajian kopinya berbeda. Secara umum pembuatan kopi yang dijual Suwignyo seperti pembuatan kopi pada umumnya, namun kopi serta cara mengaduknya yang berbeda.

Suwignyo sendiri menjual Kopi Bromo Tengger, kopi unggulan warga Tengger. Sedangkan kopi lain yang jual yakni kopi susu. Namun, untuk kopinya, Suwigyo tetap menggunakan Kopi Bromo Tengger.

“Yang berbeda dengan kopi-kopi yang lain yakni cara mengaduknya, di mana saya menggunakan mesin bor. Mata bor saya ganti dengan menggunakan sendok, selain otomatis, proses pengadukan bisa lebih cepat,” ujarnya.

Ide kopi bor itu sendiri, bermula saat pandemi Covid-19, dimana ia harus beralih profesi dari kuli bangunan menjadi penjual kopi. Dari situlah, mesin bor ia gunakan untuk mengaduk kopi. Selain untuk mempecepat proses pengadukan, juga sebagai ciri khas ia berjualan kopi.

Suwignyo sendiri menjual kopi bor, per gelas dengan harga Rp5.000, sama seperti harga kopi pada penjual lainnya. Namun yang membedakan yakni cara mengaduknya yang khas.

“Bersyukur, dengan berjualan kopi bor ini, banyak wisatawan yang membeli kopi saya. Tak jarang banyak orang bertanya, dan penasaran karena kopi diaduk dengan mesin bor,” imbuhnya.

Salah satu wisatawan asal Probolinggo, Adrianto mengatakan, kopi bor ini unik. Selain diaduk dengan mesin bor, rasa Kopi Bromo Tengger juga khas, sangat khas.

“Saya sering ke Gunung Bromo, karena dekat. Namun, ketika saya ke Bromo yang tidak saya lewatkan yakni menikmati kopi bor, sambil menyaksikan keindahan Gunung Bromo,” ujarnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 65 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Ingat! Mulai 10 Agustus 2025, Pasar Minggu Kota Probolinggo Pindah ke Jalan Suroyo

8 Agustus 2025 - 19:52 WIB

Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur

2 Agustus 2025 - 18:04 WIB

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Imbau Penambang Waspada Banjir di Aliran Sungai Semeru

31 Juli 2025 - 16:05 WIB

Trending di Lingkungan