Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji Temuan Ladang Ganja di TNBTS Mencoreng Destinasi Wisata Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025

Ekonomi · 24 Jan 2022 16:07 WIB

Musim Tanam, Pupuk Bersubsidi di Pasuruan Langka


					Musim Tanam, Pupuk Bersubsidi di Pasuruan Langka Perbesar

Pasuruan,- Sejumlah petani di Kabupaten Pasuruan, mengeluh soal sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi saat ini. Ironisnya, kondisi ini menurut petani, terjadi setiap musim hujan tiba.

Salah seorang petani asal Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Slamet (48) mengatakan, para petani sangat membutuhkan pupuk bersubsidi, namun pupuk subsidi di Kabupaten Pasuruan justru sangat sulit diperoleh.

Lantaran sulit memperoleh pupuk subsidi, dijelaskan Slamet para petani pun terpaksa membeli pupuk non subsidi. Alhasil, petani harus merogoh kantong lebih dalam guna membeli pupuk.

“Pupuk subsidi sulit untuk didapatkan sehingga petani mau tidak mau membeli pupuk non subsidi,” kata Slamet, Senin (24/1/22).

Slamet menambahkan, terdapat dua jenis pupuk subsidi yang saat ini sedang langka. Yakni pupuk subsidi jenis urea dan phonska.

Selain pupuk subsidi yang langka, imbuhnya, persoalan lain yang dikeluhkan petani, yakni penebusan pupuk subsidi tetap saja digandeng dengan pupuk non subsidi.

“Terlalu banyak aturan sehingga petani kebingungan,” sungutnya mengeluh.

Harga pupuk non subsidi yang mahal, menurut Slamet, tidak sebanding dengan hasil panen pertanian yang harganya murah. Aakibatnya, petani kerap mengalami kerugian.

“Ini tidak seimbang sehingga tidak pernah akan terwujud swasembada pangan. Impor beras dari luar negeri, orang asing yang untung,” sentilnya.

Petani di Desa Nogosari, Kecamatan Pandaan, Sunarti, mengeluhkan hal yang sama. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, kelangkaan pupuk sudah terjadi hampir satu bulan terakhir.

“Sudah sebulan ini petani kelimpungan mendapatkan pupuk subsidi. Alternatifnya mau tidak mau petani membeli pupuk non subsidi, meskipun harganya tinggi,” ucapnya.

Seharusnya, tutur Sunarti, pupuk tidak langka di kalangan petani. Karena intensitas pembangunan semakin menanjak, valensi pupuk semakin bertambah banyak dan tersedia akibat alih fungsi lahan pertanian.

Jika pupuk di wilayah Kabupaten Pasuruan stabil, tambah Sunarti, petani tidak akan bosan bertani. Sebab kesejahteraan petani akan stabil dan terjamin.

“Jika kondisinya seperti ini terus menerus, ya akibatnya banyak lahan pertanian yang tidak produktif, sebab petani rugi karena pupuk semakin langka,” pungkasnya. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi