Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Ekonomi · 18 Sep 2021 21:55 WIB

Pasokan Surplus, Harga Bawang Merah Anjlok


					Pasokan Surplus, Harga Bawang Merah Anjlok Perbesar

DRINGU,- Harga jual bawang merah di Kabupaten Probolinggo turun drastis. Diduga, merosotnya harga komoditas bumbu dapur itu tak lepas dari banyaknya petani yang mulai panen raya.

Kepala Pasar Bawang Dringu, Sutaman mengatakan, sejak petani bawang merah mulai panen, harga bawang merah di pasar bawang terus turun. Selisih harga lama dengan baru berkisar Rp5 hingga Rp7 ribu per kilogram (Kg).

Harga bawang merah ukuran besar hanya yang awalnya antara Rp18 hingga Rp20 ribu, kinia hanya Rp 13 ribu/Kg. Sementara bawang merah ukuran sedang Rp11 ribu dan ukuran kecil Rp5 ribu.

“Turunnya harga bawang merah ini mulai sejak tadi pagi. Kemarin, harga bawang merah ini masih selisih Rp2 ribu untuk masing-masing ukuran,” ujar Sutaman, Sabtu (18/9/21).

Selain petani bawang merah di daerah Kecamatan Dringu dan Paiton sedang panen raya, turunnya harga bawang merah menurut Sutaman, juga dipicu stok bawang merah yang masuk ke pasar bawang surplus.

“Hari ini saja ada 165 ton bawang yang masuk dan melimpahnya pasokan tidak barengi dengan banyaknya pembeli, sehingga harga bawang merah anjlok,” sebutnya.

Sutaman menjamin, anjloknya harga bawang merah bukan karena masuknya bawang merah dari daerah luar. Meskipun hal itu terjadi, ia mengklaim kualitas bawang merah lokal masih lebih baik dari bawang merah luar Kabupaten Probolinggo.

“Kualitas bawang merah petani yang masuk ke pasaran, khususnya Pasar Bawang Dringu, cukup bagus. Saya prediksi harga bawang merah saat ini bertahan hingga bulan November,” imbuh Sutaman. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Trending di Ekonomi