Menu

Mode Gelap
Operasi Patuh Semeru Digelar, ini 8 Pelanggaran yang Jadi Target Kepolisian Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Dipantau Langsung Gubernur Khofifah Tiga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Hilang, Pencarian Dilanjutkan Besok Dua Maling Motor yang Ditembak Polisi di Gending Divonis 11 Bulan dan 1 Tahun 6 Bulan Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo

Ekonomi · 17 Sep 2021 18:26 WIB

Kerap Hujan, APTI Probolinggo: Risiko Rusak Tembakau


					Kerap Hujan, APTI Probolinggo: Risiko Rusak Tembakau Perbesar

PROBOLINGGO,- Dalam beberapa terakhir hujan sering mengguyur wilayah Kabupaten Probolinggo. Akibatnya, sebagian tanaman tembakau milik petani di beberapa kecamatan mengalami kerusakan.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudzakkir mengatakan, hujan memang bisa mengakibatkan kerusakan terhadap tanaman tembakau. Terlebih jika hujan yang terjadi intensitasnya cukup tinggi.

“Hujan itu kan bisa mengakibatkan tanahnya basah. Kalau basahnya ini lamanya sampai 12 jam saja, 20 persen dari akar tembakau itu rusak atau busuk, bayangkan jika tanah yang ditanami tembakau basahnya sampai 24 jam,” kata Mudzakkir, Jumat (17/9/2021).

Hal itu, menurut Mudzakkir, bisa saja bertambah parah jika hujan yang terjadi durasinya cukup lama. Kerusakan bisa menyebabkan tanaman tembakau tidak berkembang lagi, termasuk tidak akan membuat daun tembakau lebar seperti biasanya.

“Kalau tanahnya basah sampai 24 jam, kerusakan akarnya sudah 35 persen. Lebih dari itu, keruakannya bisa semakin parah, tanamannya tidak akan berkembang dan tidak hanya daunnya yang layu, dahannya juga tidak bisa tinggi, bahkan bisa mati,” ujarnya.

Kondisi ini, lanjut Mudzakkir, memang risiko yang harus siap dihadapi petani tembakau. Sebab, hingga saat ini masih belum ada badan penelitian yang datpat memastikan kapan akan terjadi hujan. Bisanya, hanya bisa diprediksi.

“Ini faktor alam, bukan salah siapa-siapa. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Red.) sekalipun prediksinya hanya bisa seminggu, tidak bisa memprediksi berbulan-bulan. Dan ini hanya prediksi, bukan kepastian,” tutur pria asal Kecamatan Krejengan ini. (*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Petik Merah, Kopi Senduro Jadi Andalan Lumajang

3 Juli 2025 - 10:33 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Probolinggo Naik, Diprediksi Tembus 17 Ribu Ton

29 Juni 2025 - 17:19 WIB

Trending di Ekonomi