Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Ekonomi · 24 Jul 2021 16:06 WIB

Sepi penumpang, Pedagang Asongan Terminal Bayuangga Kehilangan Penghasilan


					Sepi penumpang, Pedagang Asongan Terminal Bayuangga Kehilangan Penghasilan Perbesar

KADEMANGAN,- Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak tanggal 3 Juli lalu, membuat terminal Bayuangga Probolinggo mati suri. Selain kru bus, pedagang asongan juga terdampak.

Salah satu pedagang asongan asal Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Umi Kulsum (50), mengaku, sejak PPKM Darurat diperpanjang, pentol dan rokok dagangannya sepi pembeli.

Padahal, menurutnya, ia selama ini menggantungkan mata pencaharian dengan cara menjajakan pentol dan rokok ke penumpang di dalam bus maupun penumpang yang sedang transit di sekitar terminal.

“Penghasilan penjualan menurun lantaran sepinya penumpang. Selain itu, penumpang enggan membeli pentol daganngan saya meski satu plastik hanya dihargai Rp5 ribu,” keluhnya, Sabtu (24/7/21).

Ia menjelaskan, pentol yang ia jajakan bukan buatan sendiri melainkan produksi orang lain dengan sistem setor. Setiap hari, ia harus setor Rp30 ribu, sementara untuk rokok ia beli di toko lali dijual kembali.

“Saya berharap situasi kembali normal mas, agar terminal ini kembali ramai. Dengan begitu, penghasilan dari berjualan pentol dan rokok ini dapat kembali naik,” imbuhnya.

Keluhan senada disampaikan oleh pedagang topi dan masker asal Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Siono. Menurutnya, sejak PPKM Darurat diperpanjang, penumpang di terminal sepi, sehingga berpengaruh terhadap dagangan yang ia jajakan.

“Sehari ini barang dagangan saya hanya laku satu mas. Jika di rata-rata, dalam sehari penghasilan saya Rp20 hingga Rp30 ribu. Penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi makan keluarga,” curhat Siono.

Salah satu Staf Terminal Bayuangga, Cipto Widiyanto mengatakan, sejak PPKM Darurat Darurat diterapkan, jumlah penumpang di terminal Bayuangga turun drastis. Selain bagi penumpang jarak jauh wajib membawa surat hasil rapid dan surat vaksin, kru bus juga wajib membawa surat serupa sehingha banyak bus yang masuk tidak membawa penumpang.

“Dengan kondisi seperti ini, baik para pedagang asongan maupun kru bus tetap harus bekerja. Selain untuk operasional, mereka tetap bekerja juga untuk menghidupi keluarganya sehingga meski sepi penumpang mereka ini tetap bekerja,” ungkapnya. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 98 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Trending di Ekonomi