Menu

Mode Gelap
Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji Temuan Ladang Ganja di TNBTS Mencoreng Destinasi Wisata Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025

Pemerintahan · 14 Jul 2021 16:55 WIB

7 Jalan di Kraksaan Ditutup, Abang Becak dan Pedagang Meradang


					7 Jalan di Kraksaan Ditutup, Abang Becak dan Pedagang Meradang Perbesar

KRAKSAAN, Dinilai mobilitas masyarakat masih tinggi selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat langsung disikapi Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo. Caranya dengan menutup tujuh jalan protokol di Kecamatan Kraksaan.

Ketujuh ruas jalan itu di antaranya, Jalan Djuanda, Kelurahan Patokan, lalu Jalan dr. Mohamad Saleh, jalan menuju Taman Sumberlele (SL) Park. Sementara lima jalan lainnya sudah ditutup sebelumnya, salah satunya jalan di Alun-alun Kota Kraksaan, dan pertigaan Gedung Sasana Krida.

Plt Kepala Dishub Kabupaten Probolinggo, Tatok Krismarhento mengatakan, alasan penutupan ini karena mobilitas masyarakat saat PPKM Darurat dinilai masih tinggi. Salah satunya, banyak djumpai warga keluar rumah tanpa ada keperluan yang jelas.

“Jika ada keperluan pergi ke warung, silakan tidak ada larangan tapi aturannya tetap harus dibungkus. Sehingga alternatif mencegah mobilitas warga dengan menutup sementara jalan-jalan tertentu,” kata Totok, Rabu (14/7/2021).

Penutupan jalan ini, tentunya banyak keluhan dari warga, terlebih warga yang memang sumber penghasilannya dari sekitar jalan tersebut. Salah satunya dikeluhkan oleh Murtadho, penjual kopi di timur Alun-alun Kota Kraksaan yang saat ini terpaksa harus tutup.

“Sebelum berpikir untuk menutup jalan, seharusnya dikaji dulu lah, pikirkan kami yang saat ini penghasilan dari penjualan saja tidak seberapa ditambah lagi menutup jalan yang terpaksa harus tutup toko juga. Mau cari di mana lagi uang,” keluhnya.

Hal senada juga disampaikan Zaenal, tukang becak yang mangkal di pertigaan Jalan Djuanda tidak bisa menutupi kekecewaannya. Menurutnya, sejak PPKM ini saja, tiap harinya ia hanya mampu memuat satu orang, dengan ongkos Rp5 ribu rupiah setiap harinya.

“Kalau sudah ditutup, bagaimana akan mendapatkan penumpang. Sedangkan pekerjaan satu-satunya adalah tukang becak, mau makan apa nanti saya ini. Tidak usah ditutup diberlakukan ini saja (PPKM Darurat) sudah jarang dapat penumpang kok malah makin ditutup,” curhatnya. (*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK

1 Mei 2025 - 20:07 WIB

Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

1 Mei 2025 - 19:37 WIB

Komisi A DPRD Lumajang Apresiasi Kinerja Damkar, Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana

30 April 2025 - 10:21 WIB

DPRD Lumajang Gelar Uji Publik Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren

30 April 2025 - 09:17 WIB

Hanya Dijatah Anggaran Rp 150 juta Setahun, MUI Probolinggo Protes

30 April 2025 - 03:53 WIB

Tujuh Formasi CPNS di Lumajang Belum Terisi, Pemkab Lumajang Tetap Fokus Kualitas Pelayanan

28 April 2025 - 17:51 WIB

Dinsos Lumajang Habiskan Dana Rp5,113 Miliar untuk Pemenuhan Pelayanan Minimum

28 April 2025 - 13:30 WIB

Pemkab Lumajang Berupaya Tingkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Desa

27 April 2025 - 16:38 WIB

Hudri Nakhodai FKUB Kota Probolinggo, Janji Rawat Harmoni

25 April 2025 - 21:21 WIB

Trending di Pemerintahan