Yuk! Kepoin Usaha Kue Kering Milik Mantan Polisi Probolinggo Ini

KRAKSAAN,- Tiga hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, sudah tak sulit lagi mencari kuliner untuk dijadikan oleh-oleh bagi keluarga maupun sanak famili. Kuliner yang paling banyak diburu menjelang lebaran biasanya kue kering dan semacamnya.

PANTURA7.com merekomendasikan kue kering yang ditekuni pasangan suami istri (pasutri) Haby Sutoko (57) dan Fauziyah (53). Kuliner yang dibuat warga Desa Bulu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo paling pas untuk dibeli dan dijadikan oleh-oleh.

Usaha milik mantan perwira polisi ini juga lengkap dengan berbagai macam pilihan jenis kue kering. Salah satunya yang paling laris, adalah kue choco balls, kue putri salju, kue sagu keju, kue kaastengles, kue lidah kucing, kue thumbprint dan kue greentea cookies.

Selain pilihannya melimpah, harganya juga tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Meskipun dengan hanya lima karyawan mampu memproduksi 30-50 toples kue kering setiap harinya dengan harga masing-masing toples berkisar Rp 45-55 ribu.

KUE KERING : Bermacam variasi kue kering tersedia di Mawar Cake & Bakery milik mantan Kapolsek Pakuniran. (Foto : Moh. Ahsan Faradisi)

“Kalau dibilang laris ya laris dibandingkan dengan Ramadhan tahun kemarin ada peningkatan ya sekitar 10 persen. Berbeda jauh dengan Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya. Pesanan banyak sekali sampai kami tambah karyawan,” kata Haby Sutoko, Minggu (9/5/2021).

Untuk tahun ini, pengusaha kue kering masih bisa dibilang “susah-susah senang”. Sebab, menurut dia, orderan kue tidak sebanyak seperti tahun-tahun sebelumnya. Sehingga omset di bulan Ramadhan tak begitu masih terbilang biasa saja atau masih menengah.

“Kemungkinannya, selain faktor pandemi juga persaingan antar pelaku kue kering itu banyak. Sehingga keuntungan tidak cukup banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau sebelum pandemi Covid-19 melanda,” ungkap Haby.

Akan tetapi, jika tidak ditambah dengan produksi kue basah lainnya, kata ayah empat anak itu, pemasukan tidak berbanding lurus dengan letihnya keringat bekerja. Sebab, dibalik usahanya itu, banyak nasib karyawannya yang menaruh harap pada dirinya untuk melangsukan hidupnya.

Baca Juga  Harga Gula Pasir Terus Melejit, Pedagang Menjerit

Mengantisipasi agar tetap bertahan, lanjut Haby, selain memproduksi kue kering ia juga memproduksi kue basah. Salah satunya lumpia yang ramai diminati warga, selama momentum bulan ramadhan. Kue sederhana itu, kata dia, cukup membantu mendongkrak pemasukan usahanya.

“Sehingga bisa menutupi kekurangan modal lainnya. Kalau tidak disiasati dengan usaha lain, ya kasihan juga nanti karyawannya dan bisa-bisa akan dirumahkan juga nantinya. Tapi alhamdulilah sejauh ini masih stabil dan karyawan tetap bekerja,” tutur Haby.(*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Baca Juga

Bawang Merah Probolinggo Tersisih di Kalimantan, Ternyata ini Sebabnya?

Probolinggo,- Bawang merah asal Probolinggo dan sejumlah daerah di Jawa dikabarkan tidak bisa masuk ke Kalimantan …