Menu

Mode Gelap
Aparat Dinilai tak Serius, NU Bakal Kerahkan Banser Berantas Miras Pemkab Jember Bakal Buka Ribuan Lapangan Kerja Baru lewat Pasar Digital Mantapkan Persiapan, 894 Jamaah Calon Haji Probolinggo Manasik di Miniatur Ka’bah Teror Pembacokan Komplotan Tak Dikenal Menimpa Warga Jember di Lumajang, Motif Masih Misterius Korupsi Dana Hibah Hampir Rp600 Juta, Bendahara Sekolah asal Maron Ditahan Ayah Tiri di Pasuruan Ditangkap Usai Diduga Cabuli Anak di Kontrakan

Ekonomi · 26 Mar 2021 18:10 WIB

Giliran Petani Garam Tolak Impor


					Giliran Petani Garam Tolak Impor Perbesar

GENDING,- Selain impor beras, pemerintah berencana impor garam sejumlah 3 juta ton. Pembelian garam dari luar negeri dilakukan karena kualitas dan kuatitas garam lokal dinilai gagal memenuhi kebutuhan garam nasional.

Namun, seperti halnya impor beras, rencana impor garam itu juga menuai pro-kontra. Petani garam menolak kebijakan itu karena menilai stok garam lokal masih melimpah dengan kualitas yang baik.

Penolakan impor garam, salah satunya datang dari para petani di Kabupaten Probolinggo. Petani menilai, kualitas garam lokal cukup bagus yang ditunjukkan dengan stabilnya harga jual.

“Garam produksi petani disini contohnya. Harganya saat ini masih normal, antara Rp 600 hingga Rp 700 pernah kilogram, jika kualitas super bisa laku Rp 1000,” kata Buhar, petani garam asal Dusun pesisir, Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, Jum’at (26/3/21).

Ia menambahkan, meski sejak Oktober 2020 hingga awal Maret 2021 petani garam tidak produksi lantaran masih musim hujan, namun stok garam di Kabupaten Probolinggo cukup melimpah.

“Stoknya masih cukup banyak, sekitar 2000 ton. Itu cukup untuk memenuhi kebutuhan garam di industri,” tegas dia.

Saat ini, paparnya, seluruh petani garam di Kabupaten Probolinggo sudah mulai produksi garam. Diprediksi, nantinya produksi petani garam per hari bisa mencapai hingga 1 ton, tergantung luas lahan produksi.

“Sisa stok garam produksi bulan kemarin masih 400 ton, yang disimpan di 2 gudang. Sehingga keputusan pemerintah impor garam ini sangat tidak tepat, garam produksi petani ini cukupi untuk kebutuhan industri,” ulasnya.

Sebagai gambaran, produksi garam nasional pada 2019 mencapai 2,9 juta ton dan di wilayah Jawa Timur saja mencapai 1,1 juta ton. Sedangkan pada 2020, produksi garam nasional turun akibat cuaca yakni mencapai 1,7 juta ton, dan khusus Jatim sebanyak 900.000 ton.

Tahun ini, jika cuaca baik tidak menutup kemungkinan produksi garam akan naik menjadi 3 juta ton secara nasional. Sementara di Jatim, proyeksinya diprediksi sekitar 1,2 juta ton. (*)

Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkab Jember Bakal Buka Ribuan Lapangan Kerja Baru lewat Pasar Digital

8 Mei 2025 - 20:04 WIB

Sebulan Jelang Idul Adha, Harga Sapi Mulai Meroket

7 Mei 2025 - 21:25 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Capai 100 Persen, Tertinggi di Jawa Timur

4 Mei 2025 - 21:22 WIB

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Trending di Ekonomi