Menu

Mode Gelap
Ditemani Bupati Gus Haris, Gubernur Khofifah Tanam Mangrove di Pantai Bahak Longsor 50 Meter di Senduro Lumajang, Jalan Antar Desa Lumpuh Total Kekeringan Meluas, BPBD Kabupaten Probolinggo Salurkan 237 Ribu Liter Air Bersih Banjir Langganan di Desa Senduro, Ketika Drainase Tak Lagi Mampu Menampung Derasnya Air Beras, Minyak, Gula hingga Telur Dijual Murah di Taman Kota Pasuruan Dua Orang Terluka Akibat Motor Menabrak Truk di Jalan Prigen-Pandaan

Ekonomi · 26 Mar 2021 18:10 WIB

Giliran Petani Garam Tolak Impor


					Giliran Petani Garam Tolak Impor Perbesar

GENDING,- Selain impor beras, pemerintah berencana impor garam sejumlah 3 juta ton. Pembelian garam dari luar negeri dilakukan karena kualitas dan kuatitas garam lokal dinilai gagal memenuhi kebutuhan garam nasional.

Namun, seperti halnya impor beras, rencana impor garam itu juga menuai pro-kontra. Petani garam menolak kebijakan itu karena menilai stok garam lokal masih melimpah dengan kualitas yang baik.

Penolakan impor garam, salah satunya datang dari para petani di Kabupaten Probolinggo. Petani menilai, kualitas garam lokal cukup bagus yang ditunjukkan dengan stabilnya harga jual.

“Garam produksi petani disini contohnya. Harganya saat ini masih normal, antara Rp 600 hingga Rp 700 pernah kilogram, jika kualitas super bisa laku Rp 1000,” kata Buhar, petani garam asal Dusun pesisir, Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, Jum’at (26/3/21).

Ia menambahkan, meski sejak Oktober 2020 hingga awal Maret 2021 petani garam tidak produksi lantaran masih musim hujan, namun stok garam di Kabupaten Probolinggo cukup melimpah.

“Stoknya masih cukup banyak, sekitar 2000 ton. Itu cukup untuk memenuhi kebutuhan garam di industri,” tegas dia.

Saat ini, paparnya, seluruh petani garam di Kabupaten Probolinggo sudah mulai produksi garam. Diprediksi, nantinya produksi petani garam per hari bisa mencapai hingga 1 ton, tergantung luas lahan produksi.

“Sisa stok garam produksi bulan kemarin masih 400 ton, yang disimpan di 2 gudang. Sehingga keputusan pemerintah impor garam ini sangat tidak tepat, garam produksi petani ini cukupi untuk kebutuhan industri,” ulasnya.

Sebagai gambaran, produksi garam nasional pada 2019 mencapai 2,9 juta ton dan di wilayah Jawa Timur saja mencapai 1,1 juta ton. Sedangkan pada 2020, produksi garam nasional turun akibat cuaca yakni mencapai 1,7 juta ton, dan khusus Jatim sebanyak 900.000 ton.

Tahun ini, jika cuaca baik tidak menutup kemungkinan produksi garam akan naik menjadi 3 juta ton secara nasional. Sementara di Jatim, proyeksinya diprediksi sekitar 1,2 juta ton. (*)

Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Klaim Kondisi Sedang Tidak Baik, Gudang Garam Paiton tak Jamin Beli Tembakau

14 Agustus 2025 - 18:53 WIB

Cegah Penimbunan, Satgas Pangan Sidak Produsen dan Agen Beras di Pasuruan

14 Agustus 2025 - 17:48 WIB

Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen

12 Agustus 2025 - 18:57 WIB

Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi

12 Agustus 2025 - 18:02 WIB

Penjual Bendera Musiman Marak, Namun Omset Kini Turun

8 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Ancaman TSNA Bayangi Petani Tembakau Lumajang Jelang Panen

7 Agustus 2025 - 12:05 WIB

Susu Kambing Senduro, dari Peternakan ke Gelas, Bisnis Sehat ala Anak Muda Lumajang

6 Agustus 2025 - 16:09 WIB

Trending di Ekonomi