Menu

Mode Gelap
Dinkes Lumajang Edukasi Bahaya Sound Horeg, Bukan Sekadar Berisik, Bisa Mematikan BPN Lumajang: Kami Punya Dasar Yuridis dan Fisik yang Kuat Cegah Peredaran Bendera One Piece, Polisi di Kota Probolinggo Bagikan Bendera Merah Putih ke Pengguna Jalan Tumpang Tindih Dokumen Tata Ruang di Lumajang, Perda 2013 vs Perda 2023 Polisi Tak Lanjutkan Kasus Kematian Anik Mutmainah, Keluarga Menolak Penuntutan Diduga Gelapkan 3 Mobil, Kades Karangpandan Ditangkap Saat Tidur di Masjid

Ekonomi · 25 Mar 2021 16:47 WIB

Stok Beras di Probolinggo Tersedia hingga Akhir Tahun


					Stok Beras di Probolinggo Tersedia hingga Akhir Tahun Perbesar

PROBOLINGGO,- Kebijakan pemerintah untuk mengimpor 1 juta ton beras dari Thailand dan Vietnam, menuai kontroversi. Sebab persediaan dan cadangan pangan nasional dinilai masih cukup setidaknya sampai akhir tahun ini.

Di Perum Bulog Sub Divre Probolinggo misalnya. Stok beras di gulang untuk distribusi ke 3 wilayah yakni Kota dan Kabupaten Probolinggo serta kabupaten Lumajang, masih cukup untuk 9 bulan kedepan.

Kepala Perum Bulog Sub Divre Probolinggo, Krisna Murtiyanto mengungkapkan, saat ini stok beras di 3 gudang yang berada di Kota dan Kabupaten Probolinggo sebanyak 9.969 ton. Jumlah itu, cukup untuk memenuhi kebutuhan beras selama 9 bulan kedepan.

“Total jumlah stok tersebut tersebar di 3 gudang, yakni di gudang Kelurahan Sukoharjo, stok beras 3041 ton; di gudang Kelurahan Kedungasem mencapai 1.709 ton; dan di gudang Desa Klaseman ada 2.461 ton,” kata Krisna, Kamis (25/3/21).

Stok itu, menurut Krisna, akan berubah seiring target penyerapan gabah di Perum Bulog Sub Divre Probolinggo yang sejumlah 27.394 ton. “Serapan kita hingga pekan kedua Maret ini masih mencapai 1.648 ton,” ujarnya.

Untuk mencapai target itu, sambungnya, dalam sehari bulog menyerap 100 ton gabah. Penyerapan gabah itu dilakukan melalui 12 mitra penggilingan bulog yang tersebar di Probolinggo raya.

“Mitra Bulog siap membeli gabah petani melalui mekanisme, yakni melalui kelompok tani. Namun tentunya, gabah kering hasil panen petani ini harus memiliki standart kualitas sesuai Permendag,” beber dia.

Stardart gabah kering panen dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Kemendag), urainya, yakni hampa kotoran dalam gabah maksimal 10% dan kadar air maksimal 25%. Jika standar terpenuhi, maka gabah petani akan dibeli dengan harga Rp 4.200 per kilogram (Kg).

“Jadi harga ini sudah tertera dalam Permendag nomer 24 tahun 2020, yang mengatur Harga Pembelian Pemerintah atau HPP,” Krisna menegaskan.

Selain harga gabah kering panen, lanjut Krisna, dalam Permendag juga diatur harga gabah kering giling yang mencapai Rp 5.300/Kg. Serta harga beras medium sebesar Rp 8.300/Kg.

“Selain persediaan selama 9 bulan kedepan itu, kami juga masih menyimpan sisa beras stok tahun 2019 dan 2020. Beras sisa stok tahun 2019 sejumlah 3.760 ton dan sisa tahun 2020 sekitar 2.570 ton,” pungkasnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Albafillah


 

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kekeringan, Petani Tunjungrejo Lumajang Terancam Gagal Panen

5 Agustus 2025 - 10:59 WIB

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Trending di Ekonomi