Menu

Mode Gelap
Dua Pelaku Pembacokan di Kos Mayangan Kota Probolinggo Ditangkap, Begini Tampangnya Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya Dua Pekan, 1.320 Orang di Kabupaten Probolinggo Langsungkan Pernikahan Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran? Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta

Ekonomi · 10 Mar 2021 07:29 WIB

Harga Cabai Rawit Sentuh Rp 110 Ribu/Kg, DKUPP; Bukan yang Termahal


					Harga Cabai Rawit Sentuh Rp 110 Ribu/Kg, DKUPP; Bukan yang Termahal Perbesar

KANIGARAN-PANTURA7.com, Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo menyentuh angka Rp 110 ribu per kilogram (Kg). Harga jual ini dinilai masih wajar dan bukan yang termahal di Jawa Timur.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo, Fitriawati mengatakan, lonjakan harga cabai rawit terjadi di seluruh daerah di Jawa Timur. Bahkan di daerah lain, harga cabai rawit hingga Rp 130 ribu per/Kg.

Ia menambahkan, lonjakan harga cabai disebabkan oleh rusaknya tanaman cabai milik petani di sejumlah daerah penghasil cabai rawit, imbas musim hujan. Dampaknya, stok cabai rawit terbatas sehingga harga cabai naik.

“Fenomena naiknya harga cabai rawit ini terjadi di seluruh Jawa Timur, bahkan ada yang sampai menyentuh Rp 130 ribu per/Kg. Faktor mahalnya harga cabai ini murni karena tanaman cabai petani rusak akibat cuaca buruk,” ujar Fitriawati, Rabu (10/3/2021).

Soal anggapan adanya penimbunan cabai rawit oleh tengkulak maupun pedagang nakal, Fitriawati menyebut tudingan itu tidak benar. “Berdasarkan hasil sidak tim satgas pangan, tidak ada penimbunan,” tegasnya.

Sementara terkait banyaknya warga dan pelaku usaha kuliner yang menggunakan cabai rawit kering, mantan Sekertaris Dinas Perikanan Kota Probolinggo ini menuturkan, pemanfaatan cabai kering merupakan inisiatif warga.

Selain harganya jauh dibawah harga cabai rawit, rasa pedasnya juga tak kalah ‘menggigit’. “Kedepan, jika petani panen cabai rawit, bisa diawetkan cabai kering sebagai komoditas alternatif,” imbuhnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi