Menu

Mode Gelap
Sidak Pembangunan Gedung Inspektorat, DPRD Kota Probolinggo Pesimis Pengerjaan Tepat Waktu Dana Sosialisasi Raperda DPRD Jember Bermasalah, Kejaksaan Sita Rekening Rekanan Tak Hanya Belanja, Gubernur Khofifah Bagikan Sembako untuk Pedagang Pasar Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan Upaya Pencurian Motor di Pasuruan Gagal, Pelaku Terluka Akibat Bondet Meledak Perjuangan Ahmad Musaddad, Qari Tunanetra Asal Jember yang Tampil Memukau di MTQ XXXI Jatim

Ekonomi · 14 Jan 2021 09:15 WIB

Dibanjiri Bawang Luar Daerah, Harga Bawang Merah Lokal Anjlok


					Dibanjiri Bawang Luar Daerah, Harga Bawang Merah Lokal Anjlok Perbesar

DRINGU-PANTURA7.com, Harga jual bawang merah di Kabupaten Probolinggo terus anjlok. Para pedagang di Pasar Bawang Dringu menuding, merosotnya komoditas dapur itu disebabkan banyaknya bawang merah luar daerah yang masuk ke Pasar Bawang.

Kepala Pasar Bawang Dringu, Sutaman mengungkapkan, harga Bawang Merah super saat ini berada di kisaran Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram (Kg). Bawang merah kualitas sedang harganya sekitar Rp 15 ribu per kilogram.

Sedangkan bawang merah ukuran kecil atau kualitas biasa, jelas Sutaman, hanya seharga Rp 7 ribu per kilogram. Anjloknya harga bawang merah terjadi sejak dua hari terakhir.

“Biasanya pada Januari ini harga bawang merah tinggi, namun karena banyak bawang merah dari daerah lain yang masuk seperti dari Bojonegoro, Nganjuk, dan Demak, harga bawang merah jadi anjlok,” ujar Sutaman, Kamis (14/01/2021).

Dengan kondisi ini, imbuhnya, para petani maupun pedagang bawang merah rugi. Para petani sudah mengeluarkan banyak modal sejak proses tanam hingga masa panen tiba.

“Sedangkan bagi para pedagang, harga kulak yang diambil dari petani kan tinggi, namun harga jual di pasar rendah. Kalau stok bawang merah saat ini sekitar 19 ton (di Pasar Bawang),” ulas Sutaman.

Salah satu pegadang bawang merah di Pasar Bawang Dringu, Suryadi mengaku rugi dengan harga jual bawang merah saat ini. Pasalnya bawang merah yang ia kulak dari petani masih tinggi, namun kini harus dijual murah.

“Bawang yang saya kulak untuk dijual kembali harganya anjlok. Pembelinya juga tidak ada, ya rugi saya,” keluh Suryadi. (ST1)


Editor: Efendi Muhammad
Publisher: A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Trending di Ekonomi