Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Ekonomi · 7 Jan 2021 10:31 WIB

Hujan Penyebab Harga Cabai Meroket


					Hujan Penyebab Harga Cabai Meroket Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Sejak sepekan ini, kenaikan harga sejumlah komoditas dapur melambung signifikan. Diduga, meroketnya harga kebutuhan dapur itu karena intensitas hujan tinggi sehingga banyak tanaman gagal panen.

Sejumlah komoditas dapur yang harganya melonjak di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Probolinggo, diantaranya cabai rawit merah, cabai besar atau cabai keriting, kubis dan tomat.

Di Pasar Semampir Kraksaan, harga cabai rawit berada dikisaran Rp 60-70 per kilogram (Kg), padahal sepekan lalu masih kisaran Rp 50 ribu per kilogram. Sementara harga cabai keriting merah mencapai Rp. 50 ribu kilogram dari harga awal sekitar Rp 18 ribu per kilogram.

Sementara harga kubis berada di kisaran Rp 12 ribu per kilogram, atau naik 50 persen dari harga sebelumnya yang hanya Rp 5-6 ribu saja. Adapun harga tomat Rp 10 ribu per kilogram, juga naik 50 persen dari harga sebelumnya.

“Stok dari petani kurang. Selain itu juga terkendala hujan sehingga cabai, tomat dan yang lainnya banyak yang busuk. Kalau sudah tidak bagus otomatis pembeli sudah tidak minat,” kata Siti Aminah, pedagang di Pasar Semampir Kraksaan, Kamis (7/1/2021).

Dikonfirmasi terpisah, Muhammad Ridho, petani cabai asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mengatakan, saat ini mayoritas petani masih was-was untuk menanam cabai mengingat cuaca masih kurang bersahabat.

“Mungkin kalau sudah jarang hujan, petani bisa lebih fokus menanam cabai. Kalau sekarang masih mikir-mikir karena kami juga tidak mau rugi, jika nekat menanam cabai harus siap-siap rugi,” ungkap Ridho. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi