Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Ekonomi · 6 Jan 2021 10:02 WIB

Pedas! Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Tembus Rp. 75 Ribu Per Kg


					Pedas! Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Tembus Rp. 75 Ribu Per Kg Perbesar

MAYANGAN-PANTURA7.com, Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo meroket. Kenaikan harga komoditas dapur ini bahkan hampir mencapai 50 persen dari harga jual sebelumnya.

Pantauan PANTURA7.com di Pasar Baru, Rabu (06/01/2021) pagi, harga cabai rawit telah menembus kisaran Rp. 70-75 ribu per kilogram (Kg). Padahal sebelumnya, harga cabai rawit merah hanya Rp 45 ribu per kilogram.

Tak hanya cabai rawit, harga cabai besar merah atau cabai keriting juga mengalami kenaikan. Jika pekan lalu harga jualnya masih sekitar Rp 23 ribu per kilogram, saat ini melejit seharga Rp 45 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang cabai, Sueb (43) mengatakan, naiknya harga cabai ini mempengaruhi pembelian konsumen di lapakanya. Tak hanya itu, jika cabainya tak laku sampai 2 hari, ia dipastikan rugi karena banyak cabai yang membusuk.

“Naiknya harga cabai ini sudah sejak natal. Naiknya harga cabai mempengaruhi daya beli konsumen, saat ini konsumen hanya cukup membeli Rp 2 ribu, hingga Rp 5 ribu saja,” pedagang asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran ini.

Hal senada diungkapkan pedagang cabai lainnya, Hamid (50). Menurutnya, lonjakan harga cabai dipengaruhi oleh faktor cuaca, yakni hujan yang hampir setiap hari mengguyur tanaman cabai petani.

“Karena faktor hujan yang setiap hari membuat tanaman cabai rusak, sehingga harga cabai naik,” tutur lelaki asal Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kedopok ini.

Harga cabai rawit yang meroket, berimbas terhadap para pelaku usaha yang banyak mengandalkan tanaman pedas ini sebagai bahan baku. Mereka terpaksa mencari cara agar produknya tetap laku namun tetap tidak rugi.

Seperti yang di ungkap kholifah, pedagang lalapan ini mengaku hafus mengurasi rasa pedas di sambal lalapannya, hal ini agar konsumen tidak kecewa.

“Terpaksa, saya harus mengurangi cabai di sambal lalapannya, hal ini untuk menekan pengeluaran pembelian cabai rawit,” keluh pemilik warung lalapan di Kota Probolinggo, Kholifah. (ST1)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi