Menu

Mode Gelap
Satreskrim Pasuruan Kota Bekuk 6 Pelaku Curanmor di 16 Lokasi Waspada! Angin Kencang Landa Wilayah Jawa Timur 2-4 September 2025 Dapat Hibah, Kejari Kabupaten Probolinggo Kini Miliki Rupbasan Mobil Curian Ditemukan, Pemilik Berterima Kasih kepada Polres Lumajang Pemkab Lumajang Aktifkan Seluruh CCTV di Berbagai Wilayah Pedesaan Sebar Provokasi di Grup WhatsApp, Warga Kota Pasuruan Diamankan Polisi

Ekonomi · 6 Jan 2021 10:02 WIB

Pedas! Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Tembus Rp. 75 Ribu Per Kg


					Pedas! Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Tembus Rp. 75 Ribu Per Kg Perbesar

MAYANGAN-PANTURA7.com, Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo meroket. Kenaikan harga komoditas dapur ini bahkan hampir mencapai 50 persen dari harga jual sebelumnya.

Pantauan PANTURA7.com di Pasar Baru, Rabu (06/01/2021) pagi, harga cabai rawit telah menembus kisaran Rp. 70-75 ribu per kilogram (Kg). Padahal sebelumnya, harga cabai rawit merah hanya Rp 45 ribu per kilogram.

Tak hanya cabai rawit, harga cabai besar merah atau cabai keriting juga mengalami kenaikan. Jika pekan lalu harga jualnya masih sekitar Rp 23 ribu per kilogram, saat ini melejit seharga Rp 45 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang cabai, Sueb (43) mengatakan, naiknya harga cabai ini mempengaruhi pembelian konsumen di lapakanya. Tak hanya itu, jika cabainya tak laku sampai 2 hari, ia dipastikan rugi karena banyak cabai yang membusuk.

“Naiknya harga cabai ini sudah sejak natal. Naiknya harga cabai mempengaruhi daya beli konsumen, saat ini konsumen hanya cukup membeli Rp 2 ribu, hingga Rp 5 ribu saja,” pedagang asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran ini.

Hal senada diungkapkan pedagang cabai lainnya, Hamid (50). Menurutnya, lonjakan harga cabai dipengaruhi oleh faktor cuaca, yakni hujan yang hampir setiap hari mengguyur tanaman cabai petani.

“Karena faktor hujan yang setiap hari membuat tanaman cabai rusak, sehingga harga cabai naik,” tutur lelaki asal Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kedopok ini.

Harga cabai rawit yang meroket, berimbas terhadap para pelaku usaha yang banyak mengandalkan tanaman pedas ini sebagai bahan baku. Mereka terpaksa mencari cara agar produknya tetap laku namun tetap tidak rugi.

Seperti yang di ungkap kholifah, pedagang lalapan ini mengaku hafus mengurasi rasa pedas di sambal lalapannya, hal ini agar konsumen tidak kecewa.

“Terpaksa, saya harus mengurangi cabai di sambal lalapannya, hal ini untuk menekan pengeluaran pembelian cabai rawit,” keluh pemilik warung lalapan di Kota Probolinggo, Kholifah. (ST1)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Klaim Kondisi Sedang Tidak Baik, Gudang Garam Paiton tak Jamin Beli Tembakau

14 Agustus 2025 - 18:53 WIB

Cegah Penimbunan, Satgas Pangan Sidak Produsen dan Agen Beras di Pasuruan

14 Agustus 2025 - 17:48 WIB

Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen

12 Agustus 2025 - 18:57 WIB

Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi

12 Agustus 2025 - 18:02 WIB

Penjual Bendera Musiman Marak, Namun Omset Kini Turun

8 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Trending di Ekonomi