Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Lingkungan · 31 Okt 2020 12:01 WIB

Musim Hujan, Sampah Tetap Jadi Masalah Klasik


					Musim Hujan, Sampah Tetap Jadi Masalah Klasik Perbesar

MAYANGAN-PANTURA7.com, Sungai dan saluran air di Kota Probolinggo butuh dibersihkan dalam upaya mengantisipasi banjir saat musim hujan. Masalah sampah yang dibuang di sungai dan saluran drainase masih menjadi malasah klasik di Kota Bayuangga.

“Kami melakukan pengelontoran sungai dan pembersihan saluran air dalam upaya mengantisipasi genangan air atau banjir di perkotaan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Rachmadeta Antariksa, Sabtu (31/10/2020).

Program pembersihan sungai dan saluran air tersebut merupakan rutinitas tahunan. Tujuannya untuk mengembalikan fungsi sungai sebagaimana mestinya. Sehingga saat debit air meningkat tidak meluap atau sampai menimbulkan genangan.

Dari hasil kegiatan yang dilaksanakan rutin tersebut, lanjut dia, ditemukan permasalahan klasik.
Permasalah itu yakni masih adanya sampah yang memenuhi sungai dan penjaring sampah. Hal itu yang biasanya menimbulkan banjir atau luapan air saat musim menghujan akibat tersumbatnya saluran air.

“Hingga saat ini sampah masih menjadi kendala, sehingga diperlukan kesadaran bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan, terlebih ke sungai yang menjadi saluran air,” ucap Deta, panggilan akrab Rachmadet Antariksa.

Deta mengklaim, secara umum kondisi sungai dan saluran air di Kota Probolinggo sudah baik. Namun, tingginya intensitas hujan dan bertambahnya volume air dengan cepat membuat genangan di beberapa titik. Memang setelah hujan reda, kondisi akan segera normal kembali.

“Kita ketahui Kota Probolinggo merupakan daerah hilir, selain sedimentasi, pasang surut air laut juga mempengaruhi aliran air menuju muara,” katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata (Dispopar), Budi Krisyanto menambahkan, mengingat sudah memasuki musim hujan, masyarakat diimbau menjaga kebersihan sungai dan saluran air.

Selain itu Kota Probolinggo yang bertumpu pada sektor pariwisata juga wajib menjaga kebersihan lingkungan.

“Selain menyebabkan air meluap akibat berkurangnya daya tampung sungai, sampah juga akan bergerak menuju muara, ini akan mengotori pantai. Jadi masyarakat dimohon untuk tidak membuang sampah sembarangan, terlebih di sungai atau saluran air,” ujarnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan