Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Pendidikan · 26 Okt 2020 00:11 WIB

Hari ini, Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Digelar


					Hari ini, Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Digelar Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Mulai hari ini, Senin (26/10/2020) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di beberapa kecamatan di Kabupaten Probolinggo yang secara konsisten ada pada zona hijau dan kuning.

“Ada 6 kecamatan yang konsisten berada di zona hijau dan kuning. Di masing-masing kecamatan itu ada 2 jenjang pendidikan, yakni SD dan SMP. Dalam pelaksanaannya tetap mengacu kepada keputusan bersama 4 Menteri dalam protokol kesehatannya,” kata Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi.

Menurut Rozi, apabila selama 2 pekan uji coba pembelajaran tatap muka hasilnya baik, maka akan dilakukan persebaran atau peningkatan jumlah satuan pendidikan yang akan melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka.

“Tetapi juga tetap harus di zona hijau atau kuning yang secara konsisten dalam 1 bulan terakhir,” jelas dia.

Rozi menerangkan uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini akan dilakukan di Kecamatan Lumbang, Sumber, Kuripan, Tiris, Krucil dan Wonomerto. Tetapi tetap akan dilakukan evaluasi khawatir ada perubahan zona di 6 kecamatan tersebut.

“Awalnya Kecamatan Sukapura masuk, tetapi sudah menjadi orange sehingga kita tidak ingin menanggung resiko karena ini cukup beresiko bagi anak-anak,” tegasnya.

Teknis pelaksanaannya, terang Rozi, pertama dari pelaksanaannya guru-guru yang mengajar di sana adalah guru yang memang tinggal di zona hijau dan kuning. Guru tidak boleh dari zona orange apalagi zona merah.

Kemudian, lanjutnya, pelaksanaan pembelajarannya tetap melaksanakan protokol kesehatan diantaranya menggunakan masker, cuci tangan dan physical distancing.

“Physical distancing dalam proses pembelajaran itu dalam satu kelas berisi maksimal 50% dari jumlah yang ada di kelas itu. Jika SD itu maksimal ada 28 siswa, maka dalam 1 kelas menjadi 14 siswa. Untuk jenjang SMP, apabila ada 32 siswa dalam satu rombongan belajar, maka yang masuk hanya 16 siswa,” urainya.

Dengan pola itu, menurut Rozi, strategi pembelajaran yang digunakan menggunakan shift learning atau pembelajaran bergantian dengan maksimal 50 persen. “Ini sebenarnya solusi bagi kejenuhan anak melaksanakan pembelajaran secara daring,” pungkasnya. (*)


Editor : Efendi Muhamad

Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tanpa Tunggu Tahun Ajaran Baru, Sekolah Rakyat di Jember Terima Siswa Sepanjang Tahun

1 Agustus 2025 - 16:59 WIB

Demi Sekolah, Siswi SD di Lumajang Terjatuh Saat Digendong Ayahnya Seberangi Lahar Semeru

1 Agustus 2025 - 16:31 WIB

Kurang Diminati, Pemkab Probolingggo Bakal Tutup SDN Warujinggo 2

18 Juli 2025 - 16:06 WIB

Miris! SDN Warujinggo 2 Probolinggo 2 Tahun Gagal Dapatkan Siswa Baru

17 Juli 2025 - 09:29 WIB

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Dipantau Langsung Gubernur Khofifah

14 Juli 2025 - 19:54 WIB

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Siswa Ikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

14 Juli 2025 - 12:49 WIB

Sekolah Rakyat Segera Dimulai, Asrama dan Ruang Kelas Dikenalkan

11 Juli 2025 - 04:47 WIB

Jember Jadi Tuan Rumah Porseni Madrasah se-Jawa Timur, Diikuti Ribuan Pelajar

8 Juli 2025 - 16:54 WIB

Isi Libur dengan Ilmu, Anak-anak di Prigen Pilih Belajar Bahasa Inggris

28 Juni 2025 - 16:16 WIB

Trending di Pendidikan