Menu

Mode Gelap
Haru! Belasan Emak-emak di Probolinggo Dapat Hadiah Umroh Gratis Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Diduga Terkait Pemerasan K3 Revitalisasi Alun-alun Gagal, Pemkot Probolinggo Akan Tender Ulang Polisi Inisiasi Gerakan Pangan Murah di Probolinggo, 44 Ton Beras Ludes Warga Desa Tempuran Pasuruan Geruduk Kantor Kecamatan, Tuntut Kades Mundur

Wisata · 5 Jul 2020 06:14 WIB

Tak Tertib, Warga Berkerumun di Alun-alun dan TWSL


					Tak Tertib, Warga Berkerumun di Alun-alun dan TWSL Perbesar

MAYANGAN-PANTURA7.com, Menjelang new normal, kerumunan orang banyak dijumpai di tempat-tempat umum di Kota Probolinggo di akhir pekan. Jajaran Satuan Sabhara Polresta dan Satpol PP, Minggu pagi (5/7/2020) meminta warga yang berkerumun di alun-alun dan Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) bubar.

Selain berkerumun, sebagian warga di alun-alun dan TWSL tidak mengenakan masker. Padahal kerumunan warga itu berpotensi menjadi ajang penularan Covid-19 di Kota Probolinggo.

“Maaf, saya memang tidak terbiasa memakai masker,” kata Barja, penjual baju di alun-alun. Ia berjanji, akan mengenakan masker jika keluar rumah saat berjualan.

Seperti diketahui, di sekeliling alun-alun ada Pasar Minggu setiap pagi. Sempat tutup beberapa bulan, Pasar Minggu kembali buka menjelang new normal.

Selain kerumunan pedagang, Pasar Minggu banyak didatangi warga yang ingin berbelanja, olahraga, hingga refreshing.

Pemandangan serupa juga terlihat di kawasan TWSL di Jalan Basuki Rachmad, Minggu pagi. Banyak warga yang bergerombol di bahu jalan di depan kebun binatang (Bonbin) mini itu.

“Warga yang berkerumun di alun-alun dan TWSL kami minta untuk membubarkan diri,” kata Kasat Sabhara Polresta, AKP Retno Utami. Dikatakan menjelang new normal tidak berarti masyarakat bisa bebas tanpa mematuhi protokol kesehatan.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Satpol PP Linmas dan Damkar, Agus Efendi. “Kebiasaan warga yang berkerumun termasuk rawan terjadinya penularan virus Corona,” katanya.

Agus mengatakan, selama beberapa hari menggelar operasi, tempat wisata, kedai kopi, kafe menjadi tempat “favorit” warga kota untuk cangkrukan. “Cangkrukan boleh-boleh saja, tetapi saat pandemi Covid-19 sebaiknya dihindari,” kata mantan Kepala Disbudpar Kota Probolinggo itu. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ada Fenomena Embun Upas di Bromo, TNBTS Waspadai Potensi Kebakaran Hutan

29 Juli 2025 - 08:43 WIB

Seperti Tidur di Atas Salju, Cerita Pendaki yang Menyaksikan Ranu Kumbolo Membeku

27 Juli 2025 - 14:38 WIB

Fenomena Embun Upas di Gunung Bromo, Sajikan Eksotika bak Pegunungan Alpen

11 Juli 2025 - 08:49 WIB

Keamanan Pendaki Ditingkatkan, TNBTS Wajibkan Gelang RFID bagi Pendaki Gunung Semeru

6 Juli 2025 - 09:33 WIB

Wamen: Dulu Instagram Saya Penuh Laporan Pungli Tumpak Sewu, Sekarang Sudah Beres

29 Juni 2025 - 20:51 WIB

DPRD Desak Dinas Pariwisata Lumajang Segera Intervensi dan Perbaiki Manajemen Air Terjun Tumpak Sewu

22 Juni 2025 - 09:20 WIB

Tumpak Sewu: Satu Objek Wisata, Dua Tarif Masuk Berbeda

19 Juni 2025 - 13:30 WIB

Pengelolaan Pemandian Selokambang Lumajang Diduga Bocor

19 Juni 2025 - 12:16 WIB

Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi

18 Juni 2025 - 17:21 WIB

Trending di Pemerintahan