Menu

Mode Gelap
Tak Diunggulkan, Cabor Kurash Kabupaten Probolinggo Justru Sumbang Medali Emas dan Perunggu Alun-alun Bakal Dipercantik, Pemkot Probolinggo Segera Relokasi PKL Jolen Simbol Kerukunan dan Warisan Budaya Desa Senduro Pemuda Desa Patemon Probolinggo Dikabarkan Meninggal Usai Tenggak Miras Oplosan, Benarkah? Polres Pasuruan Kota Gagalkan Pengiriman TKI Ilegal, Enam Orang Diamankan Para Difabel di Kota Probolinggo Digerojok Bantuan Puluhan Juta, Dini Rahmania Beri Pesan Begini

Wisata · 5 Jul 2020 06:14 WIB

Tak Tertib, Warga Berkerumun di Alun-alun dan TWSL


					Tak Tertib, Warga Berkerumun di Alun-alun dan TWSL Perbesar

MAYANGAN-PANTURA7.com, Menjelang new normal, kerumunan orang banyak dijumpai di tempat-tempat umum di Kota Probolinggo di akhir pekan. Jajaran Satuan Sabhara Polresta dan Satpol PP, Minggu pagi (5/7/2020) meminta warga yang berkerumun di alun-alun dan Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) bubar.

Selain berkerumun, sebagian warga di alun-alun dan TWSL tidak mengenakan masker. Padahal kerumunan warga itu berpotensi menjadi ajang penularan Covid-19 di Kota Probolinggo.

“Maaf, saya memang tidak terbiasa memakai masker,” kata Barja, penjual baju di alun-alun. Ia berjanji, akan mengenakan masker jika keluar rumah saat berjualan.

Seperti diketahui, di sekeliling alun-alun ada Pasar Minggu setiap pagi. Sempat tutup beberapa bulan, Pasar Minggu kembali buka menjelang new normal.

Selain kerumunan pedagang, Pasar Minggu banyak didatangi warga yang ingin berbelanja, olahraga, hingga refreshing.

Pemandangan serupa juga terlihat di kawasan TWSL di Jalan Basuki Rachmad, Minggu pagi. Banyak warga yang bergerombol di bahu jalan di depan kebun binatang (Bonbin) mini itu.

“Warga yang berkerumun di alun-alun dan TWSL kami minta untuk membubarkan diri,” kata Kasat Sabhara Polresta, AKP Retno Utami. Dikatakan menjelang new normal tidak berarti masyarakat bisa bebas tanpa mematuhi protokol kesehatan.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Satpol PP Linmas dan Damkar, Agus Efendi. “Kebiasaan warga yang berkerumun termasuk rawan terjadinya penularan virus Corona,” katanya.

Agus mengatakan, selama beberapa hari menggelar operasi, tempat wisata, kedai kopi, kafe menjadi tempat “favorit” warga kota untuk cangkrukan. “Cangkrukan boleh-boleh saja, tetapi saat pandemi Covid-19 sebaiknya dihindari,” kata mantan Kepala Disbudpar Kota Probolinggo itu. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

DPRD Desak Dinas Pariwisata Lumajang Segera Intervensi dan Perbaiki Manajemen Air Terjun Tumpak Sewu

22 Juni 2025 - 09:20 WIB

Tumpak Sewu: Satu Objek Wisata, Dua Tarif Masuk Berbeda

19 Juni 2025 - 13:30 WIB

Pengelolaan Pemandian Selokambang Lumajang Diduga Bocor

19 Juni 2025 - 12:16 WIB

Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi

18 Juni 2025 - 17:21 WIB

Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal

18 Juni 2025 - 16:38 WIB

Ada Ritual Yadnya Kasada, Wisata Gunung Bromo Bakal Ditutup 4 Hari

28 Mei 2025 - 17:47 WIB

Kabar Baik Pendaki! Gunung Semeru Dibuka untuk Pendakian, Simak Aturan dan Persyaratan Terbarunya

18 Mei 2025 - 09:20 WIB

Wisata Lumajang Terhambat Karena Dinas Pariwisata Tak Fokus Tata Kelola dan Branding

13 Mei 2025 - 13:02 WIB

Libur Waisak, Ribuan Wisatawan Sesaki Wisata Gunung Bromo

12 Mei 2025 - 20:06 WIB

Trending di Nasional