Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Ekonomi · 31 Mei 2020 10:11 WIB

Kampung Tempe Sumbertaman Hasilkan 3 Ton Tempe Sehari


					Kampung Tempe Sumbertaman Hasilkan 3 Ton Tempe Sehari Perbesar

WONOASIH-PANTURA7.com. Siapa yang tidak mengenal tempe? Apalagi masyarakat Indonesia, dari semenjak masa penjajahan hingga sekarang, tidak bisa dilepaskan dari tempe. Tempe juga mulai dikenal di luar negeri.

Ternyata di Kota Probolinggo terdapat kampung yang warganya banyak memproduksi tempe. Kampung tempe itu berada di Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih. Tepatnya di RT 02/RW 03 Sumbertaman.

Di tempat tersebut, turun-temurun warganya membuat tempe. Sekitar 30 kepala keluarga (KK) di RT 02 merupakan industri rumahan (home industry) tempe.

Tempe yang mereka buat tak sekadar tempe, tapi betul-betul tempe yang berkualitas. Yakni gurih dan lezat tanpa ada rasa kecut (asam) maupun pahit yang kerapkali kita temukan di pasar-pasar tradisional maupun pasar modern pada umumnya.

Salah satu pembuat tempe, Nur Alip mengatakan, pembuatan tempe di kampungnya sudah berlangsung lama, turun-temurun. “Sebagian besar tempe yang beredar di Probolinggo, bahkan sebagian dikirim ke luar daerah, berasal dari Sumbertaman,” katanya, Minggu (31/5/2020).

Disinggung mengapa tempe “made in” Sumbertaman banyak diminati konsumen, Alip mengatakan, karena bahan bakunya berupa kedelai murni. “Kedelai murni, tidak bercampur dengan biji-bijian lain seperti, jagung, kacang hijau, dan lain-lain,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Riyanto, juga perajin tempe di Sumbertaman. “Selain kedelai murni, kami juga menjaga faktor kebersihan. Bahkan kulit kedelai kami bersihkan biar tidak bercampur dengan biji kedelai,” katanya.

Kebersihan harus senantiasa dijaga karena ini menyangkut makanan. “Air rebusan pun menggunakan air sekali pakai. Kalaupun ada kedelai yang dimasukkan kembali, persentase air bersih dengan air sisa rebusan adalah 90 dibanding 10 persen,” tambah Alip.

Disinggung berapa kapasitas produksi tempenya, Alip mengatakan, setiap hari mengolah 1-3 kuintal kedelai. “Kalau harganya Rp40 ribu per satu lembar tempe berukuran 40 x 30 centimeter. Kalau irisan kecil Rp1.000,” katanya.

Alip memperkirakan, dalam sehari sekitar 3 ton tempe dihasilkan para perajin tempe di Sumbertaman. “Sebagian besar tempe Sumbertaman dipasarkan di Probolinggo. Khusus tempe produksi saya, dipasarkan di Lumajang,” kata pria yang juga Ketua RT 02 itu.

Alip mengaku, kewalahan melayani permintaan pasar di Lumajang. Kebanyakan pelanggannya adalah para penjual sayur-mayur keliling maupun toko kelontong, yang menjual kembali tempenya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Muhammad Rizal


Artikel ini telah dibaca 51 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Trending di Ekonomi