Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Ekonomi · 14 Mar 2020 08:42 WIB

Stok Menipis, Harga Cabai Rawit Capai Rp 35 Ribu


					Stok Menipis, Harga Cabai Rawit Capai Rp 35 Ribu Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Harga cabai rawit akhir-akhir ini dikeluhkan. Penyebabnya, lantaran harga komoditas daput itu melangit, tidak secara bertahap melainkan langsung melonjak drastis.

Hal ini disampaikan oleh Ika Amalia (30) Asisten Rumah Tangga (ART) asal Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan. Ia menyebut, harga cabai rawit merah sudah melonjak drastis. Hal ini ia alami ketika tengah belanja keperluan dapur.

“Kaget pas denger harga cabai per kilogramnya Rp 30 ribu. Padahal 2 hari yang lalu harganya jauh di bawah Rp 30 ribu. Kok sekarang malah naik jauh,” kata Ika, Sabtu (14/3/2020).

Tak hanya mengeluhkan harga cabai rawit merah yang melonjak, Ika sapaannya, juga bingung, lantaran yang naik drastis cuma cabai rawit merah saja. Sedangkan harga cabai rawit hijau tidak begitu drastis lonjakan harganya.

“Biasanya sama-sama, tidak terlalu beda jauh kalau naik. Sekarang kok yang cabai merah saja yang naiknya tinggi. Tidak sempat nanyak juga tadi pas belanja,” tutur dia.

Terpisah, kenaikan harga cabai rawit dibenarkan oleh Riski Nur Zakariya (28), seorang pedagang di pasar Semampir. Menurutnya, kenaikan harga cabai rawit merah sudah sekitar 2 hari yang lalu. Kenaikan harga lantaran stok yang mulai menipis.

“Sebelumnya harga cabai rawit merah cuma Rp 18 sampai Rp 20 ribu, sekarang sudah Rp 30, bahkan ada yang Rp 35 ribu per kilogramnya. Untuk yang hijau, sebagian saja yang naik,” terangnya.

Penyebab naiknya harga cabai rawit merah, lanjut pria asal Kecamatan Krejengan ini, diduga lantaran stok dari petani sudah mulai berkurang akibat tanaman cabai rusak dan busuk saat musim penghujan.

“Ya sudah seperti biasanya, kalau banyak stok, ya pasti murah,” tutup Kiki, begitu ia dipanggil. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Innalillahi! HM. Buchori, Eks Wali Kota Probolinggo Dua Periode Meninggal Dunia

15 September 2025 - 15:04 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi

13 September 2025 - 20:09 WIB

Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger

13 September 2025 - 15:18 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Jember: Waspadai Potensi Banjir dan Longsor Hingga 17 September

11 September 2025 - 20:31 WIB

Ada Dugaan Penculikan Anak di Kota Probolinggo, Polisi Minta Warga Tidak Panik

10 September 2025 - 19:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Kekeringan Meluas, BPBD Kabupaten Probolinggo Petakan Daerah Rawan Krisis Air Bersih

9 September 2025 - 15:30 WIB

Trending di Sosial