Menu

Mode Gelap
Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Ledakan Bondet di Sumber Wetan Kota Probolinggo Permudah Mobilitas Warga ke Surabaya, Pemkot Probolinggo Bakal Fasilitasi Rute KA Komuter Lempar Molotov ke Pos Polisi, Pria di Pandaan Ditangkap Aksi Pengeroyokan Terjadi di Nguling Pasuruan, Satu Pelaku Ditangkap, Dua Lainnya dalam Pencarian Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap Kongres Persatuan PWI 2025 Tuntas, Menteri Komdigi Dorong Pertumbuhan Jurnalisme Berkualitas

Berita Pantura · 17 Feb 2020 08:23 WIB

Protes Tambang Emas, Warga ‘Ngontel’ Temui Khofifah


					Protes Tambang Emas, Warga ‘Ngontel’ Temui Khofifah Perbesar

KANIGARAN-PANTURA7.com, Aktifitas pertambangan emas di sejumlah kawasan di Kabupaten Banyuwangi, terus menuai protes. Salah satunya digalakkan warga Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, bersama sejumlah aktivis lingkungan.

Mereka melakukan aksi penolakan dengan cara mengayuh sepeda ontel dari Banyuwangi ke Surabaya, untuk menemui Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Rombongan ini tiba di Kota Probolinggo dan beristirahat di halaman museum kota setempat, Senin siang (17/02/2020).

Massa menyebut, penambangan itu memiliki dampak ekologi, karena sering terjadi peledakan (blasting) yang mengagetkan warga. Bahkan banyak sattwa turun gunung dan masuk ke pemukiman akibat habitat alaminya dirusak.

“Penambangan itu juga memicu terjadinya banjir yang menyebabkan tertutupnya karang. Selain itu, ada dampak sosial berupa perselisihan antar keluarga dan tetangga, terkait pro-kontra penambangan,” kata koordinator aksi dari Forum Rakyat Banyuwangi, Usman.

Suasana kawasan tambang emas yang dikeluhkan warga. (Foto : Moch. Rochim)

Ironisnya, lanjut Usman, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi justru memperlancar industri pertambangan tanpa memperhatikan dampak bagi warga sekitar. Harapan warga, jelasnya, kini ada pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Di tahun 2011-2012, Bupati Banyuwangi memberikan IUP pertambangan dan meminta rekomendasi, dari hutan lindung turun menjadi hutan produksi,” paparnya.

Warga, sambung Usman, meminta Gubernur Jawa Timur mencabut izin usaha pertambangan (IUP) PT. BSI (Bumi Suryasindo) dan PT. DSI (Damai Suryasindo) yang melakukan penambangan di kawasan Gunung Tumpang Pitu.

“Kami meminta, izin usaha dua perusahaan itu dicabut. Jika tidak, mereka akan memperluas pertambangan di gunung Salakan serta beberapa daerah lain di Kabupaten Banyuwangi,” ulasnya.

Aksi protes dengan cara ‘ngontel’ ini, diikuti 15 orang warga perempuan dan 28 orang kaum pria, yang didampingi aktivis lingkungan dari Forum Rakyat Banyuwangi, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesa (PMII) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Dari Kota Probolinggo, selanjutnya mereka akan melanjutkan perjalanan menyusuri jalur pantura Pasuruan, Sidoarjo lalu Surabaya untuk bertemu Khofifah Indar Parawansa. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Permudah Mobilitas Warga ke Surabaya, Pemkot Probolinggo Bakal Fasilitasi Rute KA Komuter

4 September 2025 - 15:25 WIB

Parkir Gratis Berakhir, Pemkab Jember Kembali Terapkan Tarif Sesuai Perda

3 September 2025 - 20:10 WIB

Audensi dengan Forkopimda Kota Probolinggo, Kelompok Cipayung Sampaikan 11 Tuntutan

3 September 2025 - 19:47 WIB

Kabar Gembira! Probolinggo Segera Buka Rute Pelayaran Langsung ke Lombok

30 Agustus 2025 - 14:44 WIB

Jelang Konfercab NU Kraksaan, Nahdliyin Mulai Suarakan Uneg-unegnya

29 Agustus 2025 - 20:36 WIB

DKKPro Tolak Alihfungsi Gedung Kesenian Kota Probolinggo, Beri Alasan Begini

27 Agustus 2025 - 04:03 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Pasca Karyawan Tewas Diduga Gantung Diri, Disnaker Jatim Selidiki Pabrik Tepung di Jember

25 Agustus 2025 - 18:57 WIB

PT KAI Daop 9 Jember Berangkatkan 288 Peserta Tajemtra 2025 dengan Kereta Gratis

23 Agustus 2025 - 17:31 WIB

Trending di Regional