Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Religi & Pesantren · 3 Feb 2020 07:14 WIB

Gus Sholah Wafat, Shalat Gaib dan Tahlil Mengalir


					Gus Sholah Wafat, Shalat Gaib dan Tahlil Mengalir Perbesar

LECES-PANTURA7.com, Warga Nahdlatul Ulama (NU) atau yang biasa disebut Nahdliyin, melakukan shalat gaib dan tahlil untuk almarhum KH. Salahuddin Wahid (Gus Solah). Shalat gaib dan doa bersama itu dilakukan di seluruh penjuru tanah air.

Shalat gaib dan tahlil itu, juga atas maklumat (instruksi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Shalat gaib dan tahlil bisa dilakukan berjamaah di masjid atau di pondok pesantren.

Salah satu pondok pesantren (Ponpes) yang menggelar shalat gaib dan tahlil adalah Ponpes Al-Ihsan Assalafy, Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Salat gaib digelar Senin (3/2/2020) pagi.

Pengasuh Ponpes aal-Ihsan Assalafy, Kiai Faisol Zaini, menyebut, Gus Sholah merupakan sosok religius yang moderat. Dikatakannya, Gus Sholah selalu mengedepankan kepentingan umat dalam menyelesaikan setiap permasalahan.

“Bagi Gus Sholah, kepentingan umat lebih penting, baik di internal Nahdlatul Ulama maupun dalam konteks persoalan bangsa,” terangnya.

Tak hanya di tingkat atas, Alm. Gus Solah menurut Kiai Faisol, juga sangat disegani dan menjadi tauladan kaum pesantren. “Pesan Almarhum Gus Solah yang paling saya jaga, mari bersama merawat NU dan umat,” tandasnya.

Ketua MWCNU Kecamatan Leces ini lantas menambahkan, kepergian tokoh bangsa seperti Gus Sholah, menambah duka mendalam bagi kalangan pondok pesantren dan Nahdliyin, khususnya di Jawa Timur.

“Dalam sepekan ini, ada tiga tokoh panutan santri yang telah wafat. Yakni Almarhum Habib Hasyim Bin Abdullah Assegaf Banyuwangi, KH. Moh. Muzayyan Badri Kraksaan, dan terakhir KH. Salahuddin Wahid Jombang,” tutupnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember

16 September 2025 - 17:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Berkah Even MTQ Jawa Timur 2025, Hunian Hotel di Jember Melonjak

13 September 2025 - 08:48 WIB

Belasan Tahun Berlatih Tilawah, Istiqamah dan Doa Guru Jadi Bekal Herman di Panggung MTQ Jawa Timur 2025

13 September 2025 - 07:29 WIB

Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025

12 September 2025 - 19:11 WIB

Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan

12 September 2025 - 16:58 WIB

Mengenal Gus Hafid dari Ponpes Nurul Qodim, Kiai Muda Sejuta Potensi Harapan Nahdliyin

11 September 2025 - 19:44 WIB

Trending di Religi & Pesantren