Menu

Mode Gelap
Infrastruktur Belum Siap, Lumajang Absen dari Peluncuran Serentak Sekolah Rakyat Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Siswa Ikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Perahu Rombongan Pemancing Terbalik di Perairan Lekok Pasuruan, Dua Orang Tewas, Tiga Masih Hilang Marak Begal, Curanwan, dan Curanmor: Gus Darwis: NU Lumajang Siap Turun ke Gelanggang

Gaya Hidup · 17 Nov 2019 00:53 WIB

Dulu Bau, ‘Kali Banger’ Kini jadi Ajang Nobar


					Dulu Bau, ‘Kali Banger’ Kini jadi Ajang Nobar Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Warga yang bermukim di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo punya cara unik untuk membuat sungai bersahabat dengan masyarakat. Jika dulu ‘Kali Banger’ dicap kotor dan bau, kini justru bersih dan dijadikan arena nonton bareng (nobar) oleh warga setempat.

Padahal, kali banger yang biasanya berada di RW 14 atau biasa disebut Kampung Sentono itu dulunya kotor, penuh sampah termasuk banyaknya jamban helikopter. Suasana itu berubah drastis saat PANTURA7.com berkunjung, pada Sabtu (16/11) malam.

Warga terlihat asyik duduk rapi sambil nobar ala layar tancap diatas sungai. Mereka seolah tak lagi merasakan ‘Kali Banger’ yang kotor dan bau seperti sebelumnya.

“Kali Banger sudah bersih mas, jadi kita buktikan bahwa dulunya kotor menjadi bersih. Hal ini dilakukan secara kompak warga sekitar,” kata Ketua RW 14 Abdi.

Kebiasaan nobar diatas Kali Banger dimulai sejak 2 bulan lalu. Biasanya paling sering untuk nobar sepak bola, namun jika tidak ada biasanya film-film layar lebar menjadi tontonan masyarakat.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Mangunharjo Rudi Purwanto menyampaikan, nobar diatas Kali Banger dilakukan sebagai bentuk edukasi bahwa sungai tak hanya saluran air semata, melainkan salah satu bentuk konservasi lingkungan yang harus dijaga.

“Ini sebagai upaya gotong royong menciptakan sungai yang hidup. Dalam artian tidak hanya fungsinya tapi juga ada nilai budaya disitu. Salah satunya melalui nobar diatas sungai ini,” jelasnya.

Nobar diatas sungai, imbuh Rudi, kini menjadi hobi baru sehingga kedepan akan terus dilakukan. “Sudah kami rutinkan mas, apalagi tiap malam minggu dan antusiasme warga juga tinggi,” ia menjelaskan.

Kendati biaya dari hasil swadaya masyarakat, papar Rudi, nobar diatas sungai ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain untuk meningkatkan ajang kreatifitas. “Termasuk sungai yang banyak mengaliri Kota Probolinggo,” tutupnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 122 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Uansut, Seni Menyesap Kopi yang Terlupakan

13 Juli 2025 - 13:38 WIB

GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL

26 Juni 2025 - 17:45 WIB

Tata Ulang Kota, Pemkot Probolinggo Mulai Bongkar Bedak GOR A. Yani

21 Juni 2025 - 20:52 WIB

Abrasi Jebol Gedung Sekolah, Gubernur Khofifah Bangun Bronjong di Kali Kertosono

19 Juni 2025 - 17:11 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi

13 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Satu Ton Sampah Berserakan di Kawasan Bromo

12 Juni 2025 - 16:20 WIB

Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Setinggi 750 Meter

11 Juni 2025 - 16:19 WIB

Inovasi Desa Purworejo Lumajang Ubah Sampah Organik Jadi Makanan Magot Bernilai Ekonomis Tinggi

28 Mei 2025 - 15:59 WIB

Trending di Lingkungan