PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Meroketnya harga cabai rawit hingga kisaran Rp. 100 ribu per kilogram, membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo menggalakkan operasi pasar. Langkah ini dilakukan untuk menekan harga cabai.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Kabupaten Probolinggo, Deny Kartika menjelaskan, pihaknya terpaksa turun tangan melakukan operasi pasar karena harga cabai rawit terus melejit sejak 3 bulan terakhir.
Dikatannya, operasi pasar sudah dilakukan sebanyak tiga kali selama bulan Agustus. Yakni pada tanggal 7, 10 dan 15 Agustus 2019. Operasi pertama di pasar Leces, dilanjutkan di Pasar Dringu dan terakhir di Pasar Patalan.
“Saat kita operasi, harga cabai rawit masih Rp 78 ribu dipasaran sedangkan ditingkat petani seharga Rp 60 ribu. Jadi wajar saja kalau saat ini sudah Rp 90 sampai Rp 100 ribu,” tutur Denny, Selasa (20/8).
Deny menyebut harga cabai rawit yang melangit, salah satu pemicunya karena pasokan dari petani berkurang. Sebab tanaman cabai rusak akibat kemarau, padahal banyak petani yang tak menanam cabai rawit karena dianggap kurang menguntungkan.
“Suplai berkurang, karenakan para petani memilih beralih ke tanaman lain. Selain itu, cuaca selama ini kurang baik bagi petani sehingga tanaman cabai banyak yang gagal panen,” Denny menjelaskan.
Sementara itu, Ghozali Rohman (25) petani cabai asal Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron mengatakan, musim ini ia memang enggan menanam cabai rawit lantaran diperkirakan untungnya tidak seberapa.
“Males tanam cabai rawit, untungnya kecil dan cuaca juga tidak mendukung. Jadi saya beralih menanam cabai keriting karena keuntungannya jauh lebih besar,” ujar Zali, sapaan akrab Ghozali Rohman. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan