“Krisis air bersih akibat musim kemarau panjang, tidak dirasakan oleh warga Desa/Kecamatan Krejengan. Desa berpenduduk 2.155 jiwa ini menjadi desa tangguh kekeringan. Desa Krejengan bahkan menjadi salah satu dari 330 desa/kelurahan di Kabupaten Probolinggo yang mampu menembus kompetisi Desa Berseri kategori madya Jawa Timur”.
—Laporan : Moch. Ahsan Faradies—
PANTURA7.com, Desa Krejengan, sepintas tidaklah berbeda dengan desa-desa lain di Kabupaten Probolinggo. Desa yang terletak 27 kilometer sisi selatan pantai utara ini mayoritas mata pencaharian penduduknya petani, sebagian peternak dan pedagang.
Namun tak banyak yang menduga, Desa Krejengan kini tumbuh menjadi desa tangguh kekeringan. Meski wilayah lain sedang dilanda krisis air bersih, tidak demikian halnya dengan desa yang memiliki tiga dusun tersebut.
Dusun Krajan menjadi cermin dengan lingkungan asri dan masyarakat yang ramah. Saat PANTURA7.com berkunjung, Sabtu (3/8), setiap rumah terlihat berjajar rapat dilengkapi berbagai jenis tanaman dan bunga. Biopori dan lubang serapan air, tertanam disepanjang gang dusun.
Tak hanya itu, tandon tadah hujan terpasang di sejumlah halaman rumah warga. Biopori, lubang serapan air dan pemanenan air hujan (PAH) inilah yang membuat pasokan air di Desa Krejengan cukup tersedia meski sedang kemarau panjang.
“Kami juga punya embung tadah hujan, meski saat ini tidak ada airnya namun air resapan embubg tetap bisa dimanfaatkan warga menggunakan pompa air ke lahan pertaniannya,” kata Kepala Desa Krejengan, Nurul Huda.

Salah satu petani di Desa Krejengan memanfaatkan air resapan embung untuk mengairi lahan pertanian. (Foto : M. Ahsan F)
Jika pada musim kemarau menjadi penyanggah krisis air bersih, saat musim penghujan tandon tadah hujan dan biopori menjadi ‘penyelamat’ desa dengan 758 kepala keluarga (KK) itu dari ancaman banjir.
“Ini kami gagas sejak 4 tahun lalu, ya tidak mudah tapi setahap demi setahap kita lakukan. Berkat kekompakan warga dan elemen pemerintah desa, akhirnya berhasil,” tandas Huda.
Uniknya, di Dusun Krajan itu ada peraturan yang melarang membuang putung rokok sembarang. Jika melanggar dikenakan sanksi Rp. 5 ribu, yang diberlakukan khusus bagi warga dusun setempat saja.
“Dengan begitu, lingkungan tetap asri dan bersih. Tak ada satu putung rokok pun yang berserakan di jalan umum. Air tersedia, lingkungan bersih dan bebas polusi,” ucap Huda.
Kreatifitas penduduk Desa Krejengan berbuah prestasi, baik tingkat kecamatan hingga level nasional. Terakhir, Desa Krejengan kembali meraih prestasi ‘Desa Berseri’ yang masuk kategori madya Jatim, pada Juli 2019 lalu.
“Kami juga punya bank sampah untuk mengolah sampah-sampah rumah tangga, terutama sampah dan botol plastik. Kita tampung dan kelola, sehingga kebersihan lingkungan tetap terjaga,” tandas Ketua Apdesi Kabupaten Probolinggo ini. (*)
Tinggalkan Balasan