PASURUAN-PANTURA7.com, Dua Remaja yang main motor di area pemakaman umum Dusun Menangas Kulon, Desa Kebonrejo, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, JD (18) dan HM (18) meminta maaf. Permohonan maaf ditujukan kepada warga, khususnya para ahli waris kuburan.
Hal itu disampaikan keduanya saat ditemui PANTURA7.com di Polsek Grati, Kamis (25/7) siang. Tak sekedar permintaan maaf, dua anak baru gede (ABG) ini juga mengaku kapok dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
“Saya mohon maaf kepada semua masyarakat, lebih-lebih kepada ahli waris pemilik kuburan yang saya lewati kuburannya. Saya menyesal, saya tidak akan mengulanginya lagi,” sesal JD.
Permohonan maaf JD diamini oleh HM dan 2 rekannya, masing-masing FW (18) selaku pengambil gambar atau perekam dan UF (29) yang menyebarkan video tersebut. Mereka menegaskan, tindakan tak pantas itu diluar kesengajaan.
“Kami tak bermaksud melecehkan kuburan, kami hanya guyon. Gak tahu kalau akan seperti ini jadinya,” tandas JD.
Terpisah, salah seorang warga di sekitar pemakaman, Abdur Rochim (48) mengaku tak tahu saat peristiwa itu terjadi. Ia dan warga lain justru tersentak setelah melihat video yang viral di media sosial.
Area pemakaman umum yang dijadikan ‘sirkuit’ oleh 2 remaja di Desa Kebonrejo, Kecamatan Grati. (Foto : Moh. Jakfar)
“Warga tidak tahu, kalau tahu ya pasti dilarang. Kita marah, tindakan mereka yang melecehkan kuburan. Bahkan tadi malam, warga ramai-ramai ke balai desa meminta mereka bertanggung jawab,” ulas Rochim.
Kasus ini sendiri tidak akan berlanjut lebih jauh karena polisi memutuskan menghentikan proses penyelidikan. Alasannya, karena para pelaku sudah meminta maaf dan sudah ada kesepakatan damai.
“Jadi, anak-anak ini habis nyekar, lalu mereka iseng-iseng main motor di atas kuburan. Sudah ada kesepakatan damai, mereka sekarang di Polsek Grati,” terang Kasubag Humas Polres Pasuruan Kota, AKP Endi Purwanto.
Diketahui, video berdurasi 25 detik viral di media sosial karena memperlihatkan dua remaja sedang main motor diatas kuburan. Kecaman demi kecaman pun mengalir, karena aksi itu dianggap kurang ajar. (*)
Penulis : Moh. Jakfar
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan