PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Ditutupnya akses jalur menuju wisata Gunung Bromo dan perkampungan warga Suku Tengger, juga diperlakukan bagi para penghuni hotel.
Wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, dalam waktu 24 jam tidak diperbolehkan beraktivitas di luar hotel.
Hal ini disampaikan Camat Sukapura Yulius Christian. Dikatakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 itu, secara khusus agar umat Hindu tenang dalam beribadah.
“Untuk para wisatawan yang tengah menginap di hotel, untuk sementara tidak diperbolehkan beraktivitas di luar hotel hingga 24 jam ke depan. Ini sebagai bentuk penghormatan terhadap warga Tengger,” kata Yulius, Kamis (7/3/2019).
Diketahui ada lima desa di Kecamatan Sukapura yang melaksanakan Nyepi. Meliputi Desa Ngadas, Wonokerto, Wonotoro, Ngadisari dan Jetak.
Agar berlangsung secara khidmat dikerahkan penjagaan sebanyak 100 ‘Jaga Baya’ ditambah bantuan anggota TNI bersama umat Islam.
Terpisah, Ketua Paruman Walaka Hindu Dharma, Suku Tengger, Sutomo saat dikonfirmasi mengatakan, selama Nyepi warga Hindu menjalankan ritual Tapa Brata Amati Geni.
Saat Anati Geni tidak boleh ada api. Amati Karya tidak boleh bekerja atau beraktivitas. Amati Lelungan tidak boleh bepergian. Dan Ameti Lelalungan tidak boleh bersuara, serta puasa 24 jam.
“Nyepi ini merupakan bentuk bersatunya jiwa dengan alam, dan meminta ke Sang Pencipta (Sang Hyang Widi Wasa) melalui Tapa Brata,” tegasnya. (*)
Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan