Menu

Mode Gelap
Pengemudi Mengantuk, Pajero Terbalik di Tol Gempol-Pasuruan Lomba Dayung di Pesisir Kota Pasuruan Diharapkan Tarik Wisatawan Suami Istri di Pasuruan Diringkus Polisi karena Edarkan Sabu Sat-set! Warga Kropak Probolinggo Curi Ponsel Sopir yang Tertidur di Pinggir Jalan Polemik Sound Horeg, Kiai di Jember Siap Jalankan Fatwa MUI namun Tunggu Instruksi Gubernur Keras dan Berfrekuensi Tinggi, Pakar Fisika Ingatkan Sound Horeg Punya Dampak Fisik Serius

Ekonomi · 2 Mar 2019 13:40 WIB

Harga Cabai Naik, Harga Tomat Anjlok


					Harga Cabai Naik, Harga Tomat Anjlok Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Para pedagang cabai di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Probolinggo mulai sumringah. Pasalnya, harga cabai di pasaran mulai merangkak naik setelah sebelumnya anjlok.

Pantauan PANTURA7.com, pada Sabtu (2/3/2019, harga cabai rawit kini kembali normal ke kisaran harga Rp. 12 ribu per kilogram. Padahal pekan lalu, harganya masih kisaran Rp 4 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang di Pasar Semampir Kraksaan, Hakiki (37), mengatakan, kenaikan harga cabai dimulai sejak sekitar sepekan lalu. Hal ini membuatnya senang karena jika harga normal, distribusi cabai rawit tidak tersendat dan lekas laku.

“Sejak beberapa hari yang lalu harga cabai naik, kalau tidak keliru sejak seminggu yang lalu. Mudah-mudahan harga normal kembali, kasihan petani,” kata warga asal Kecamatan Besuk ini.

Jika harga cabai mulai normal, tidak demikian halnya dengan harga tomat. Harga sayur pelengkap sambal itu justru anjlok dari harga awal Rp. 8 ribu kini menjadi Rp. 4 ribu per kilogram. Penurunan harga terjadi sejak dua hari lalu.

“Harga cabai naik, justru harga tomat turun. Turunnya itu sejak dua hari yang lalu. Kok sepertinya pedagang tak bisa menikmati senang sedikit saja ini, harga selalu berubah-ubah,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Umar Faruq (27), pedagang lain di Pasar Semampir. Menurutnya, rendahnya harga tomat membuat banyak pedagang mengeluh. Sebab, tomat barang dagangan yang cepat membusuk meski baru 3 hari di bedak pedagang.

“Kalau tidak laku dalam sehari dua hari, kualitasnya berubah, bahkan bisa membusuk. Kalau barangnya tidak bagus, harga akan semakin turun. Jelas kalau sudah begini, pedagang rugi,” keluh warga Kelurahan Semampir ini. (*)

 

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Lomba Dayung di Pesisir Kota Pasuruan Diharapkan Tarik Wisatawan

26 Juli 2025 - 17:18 WIB

Polemik Sound Horeg, Kiai di Jember Siap Jalankan Fatwa MUI namun Tunggu Instruksi Gubernur

25 Juli 2025 - 18:49 WIB

Keras dan Berfrekuensi Tinggi, Pakar Fisika Ingatkan Sound Horeg Punya Dampak Fisik Serius

25 Juli 2025 - 18:24 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Penutupan Jalur Gumitir, Satlantas Probolinggo Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kendaraan di Jalur Pantura

24 Juli 2025 - 20:02 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Diduga Ada Pungli Penahanan Ijazah, Puluhan Mahasiswa UPM Demo

24 Juli 2025 - 18:34 WIB

Trending di Sosial