PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Layanan Online Single Submission (OSS) digenjot Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo melalui Dinas Penenaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Layanan ini membuat investasi di Kota Probolinggo cukup tinggi.
Tercatat sejak Januari hingga Desember 2018, nilai investasi di Kota Probolinggo melalui SOS sebesar Rp. 3,5 triliun. Salah satu faktor investasi melonjak tinggi, karena pelayanan yang serba mudah dan cepat.
“Nilai investasi itu didominasi oleh penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp. 2,2 T, lalu penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp. 344 M. Sedangkan dari PMDN Non Fasilitas senilai Rp. 106 M,” kata Kepala DPMPTSP Kota Probolinggo, Dwi Hermanto, Minggu (20/1/2019).
Sektor usaha yang investasi meliputi 2 unit perindustrian senilai Rp. 500 M , unit perdagangan senilai Rp.746 M , jasa perhotelan, losmen, dan penginapan senilai Rp. 2.6 M , 45 jenis restoran, rumah makan, dan cafe senilai Rp.4.3 M serta 17 investasi perumahan dan ruko senilai Rp. 16.2 M.
Sementara itu, 3 perkantoran, supermaket, dan super mall senilai Rp. 8,7 M, jenis jasa kontruksi, dan SIUJK senilai Rp. 32,5 M, 3 pergudangan (TGD) senilai Rp. 4,3 M, 7 usaha transportasi senilai Rp. 64,7 M, 8 usaha bidang kesehatan senilai Rp. 1,4 M , 11 koperasi senilai Rp. 103 M, 11 jasa hiburan dan rekreasi senilai Rp. 1,5 m, serta 117 usaha lain-lain senilai Rp. 2,7 M.
“Kota Probolinggo ternyata mempunyai daya tarik dan bisa bersaing dengan daerah lain. Khususnya daerah-daerah lain di wilayah Provinsi Jawa Timur,” imbuh Dwi.
Ia melanjutkan, kendati wilayah Kota Probolinggo tidak begitu luas, namun mempunyai kelebihan khusus. Secara geografis berada ditepi pantai Utara dan masuk kategori trans city, artinya berada di persimpangan antara beberapa wilayah yaitu arah barat ke Pasuruan,
Malang dan Surbaya. Arah selatan ke jurusan Lumajang dan Jember. Sedangkan. arah timur kearah jurusan Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi. “Di Kota Probolinggo juga ada fasilitas yang tidak semua daerah memilikinya, seperti terminal bus, stasiun kereta api, dan Pelabuhan Tanjung Tembaga,” terangnya.
Melihat perkembangan unit usaha, maka PMDN Non Fasilitas yang paling besar yaitu sebanyak 1.091 unit usaha atau 98 persen. Jumlah ini menunjukkan perkembangan UMKM yang kondusif di Kota Probolinggo.
“UMKM meliputi industri rumahan, toko-toko, perbengkelan, dan lain-lain. DPMPTSP memfasilitasi dunia usaha yang dilayani secara online melalui SOS sehingga mengurus perijina bisa dimanapun,” tutup Dwi. (*)
Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan