Menu

Mode Gelap
Eks ABK asal Sumsel Meninggal di Probolinggo, Dugaan Penyebab Kematian Bikin Miris Honda CB150 Tabrak Supra X di Patalan Probolinggo, Tiga Orang Meninggal Dunia Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo Bocah 7 Tahun yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Wonorejo Dianiaya Saat Bermain di Halaman Rumah Isak Tangis Pecah Saat Jenazah Bocah 7 Tahun Tiba di Rumah Duka Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

Ekonomi · 10 Jan 2019 11:04 WIB

Produksi Turun, Petani Probolinggo Tetap Pasok Kebutuhan Jagung Nasional


					Produksi Turun, Petani Probolinggo Tetap Pasok Kebutuhan Jagung Nasional Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Produksi jagung petani di wilayah Kabupaten Probolinggo selama masa tanam tahun 2018, turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan karena areal tanam juga berkurang.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari menjelaskan, rata-rata produksi jagung setiap tahun di Kabupaten Probolinggo berkisar antara 200 ribu hingga 250 ribu ton. Sementara yang dikonsumsi oleh masyarakat sebesar 4.000 hingga 5000 ton.

“Jadi ada surplus, surplus ini yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional,” kata Hasyim, Kamis (10/1/2019).

Padahal menurut Hasyim, musim panen kali ini produksi jagung menurun akibat berkurangnya areal tanaman jagung. Banyak petani yang memilih menanam tanaman lain karena lahan sempat dilanda kekeringan atau dengan berbagai pertimbangan ekonomis lainnya.

“Diharapkan kepada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani, red) tolong manfaatkan lahan yang ada jangan sampai lahan itu tidak tertanami. Karena sudah ada bantuan berupa sumur bor untuk mengatasi kekurangan air,” wanti Hasyim.

Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan RI Agung Hendriadi saat memantau jagung di Desa Alastengah, Kecamatan Besuk, sehari sebelumnya mengharapkan agar pada bulan Januari 2019 panen jagung petani bisa mencapai 100 ribu ton.

“Tahun 2018 kemarin, produksi jagung di Indonesia, khususnya Jawa Timur mencapai 1,3 juta ton. Mudah-mudahan tahun ini produksinya bisa mencapai 1,2 juta ton. Yang menjadi kendala bukan karena kekurangan produksinya, tetapi harganya yang jatuh,” cetusnya.

Agung menambahkan, pemerintah sudah menetapkan HET jagung sebesar Rp 3.150 per kg. Jika ada yang menjual dengan harga Rp 4.000 per kg, maka itu masih wajar. Kisaran harga ini, menurutnya, harus terus dijaga hingga memasuki panen raya pada Maret 2019 nanti.

“Biasanya saat bulan Oktober hingga Pebruari harga jagung tinggi, tetapi pada waktu panen raya bulan Maret harganya turun drastis. Mudah-mudahan harga jual jagung ini tidak terlalu tinggi untuk memenuhi kebutuhan pakan peternak ayam petelur,” tutupnya. (*)

 

 

 

Penulis : Mohamad Rochim

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Bakal Sebar 58 CCTV, Telan Anggaran Rp175 Juta per Titik

9 Agustus 2025 - 11:19 WIB

Wabup tak Temani Bupati saat Sidang Paripurna, Ketua DPRD Jember Beberkan Alasannya

8 Agustus 2025 - 18:36 WIB

Penjual Bendera Musiman Marak, Namun Omset Kini Turun

8 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Marak Pencurian, 8 Kampus Tarik Mahasiswa KKN Kolaboratif dari Lumajang

8 Agustus 2025 - 17:56 WIB

Rentetan Pencurian Motor, Unej Hentikan KKN di 102 Desa di Lumajang

8 Agustus 2025 - 17:34 WIB

Polisi Bantah Ada Izin Sound Horeg di Karnaval Karanglo Lumajang

8 Agustus 2025 - 15:50 WIB

Wali Kota Probolinggo Tinjau Proyek Kuliner GOR A. Yani, Sebut Sisi Selatan Capai 90 Persen

7 Agustus 2025 - 20:52 WIB

Akses Gumitir Ditutup, KA Pandanwangi Tambah 6 Stasiun

7 Agustus 2025 - 19:16 WIB

Skema Bansos Baru Berlaku di Jember, ini Sasaran Utamanya

7 Agustus 2025 - 15:00 WIB

Trending di Pemerintahan