PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Usaha Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tak sia-sia. Sepanjang tahun 2018, angka DBD di kota mangga ini berhasil diturunkan dibandingkan tahun sebelumnya.
Data Dinkes Kota Probolinggo, jumlah DBD sejak Januari – Oktober 2018 capai 28 penderita dengan satu orang meninggal dunia. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pada tahun 2017 yang mencapai 117 penderita. Dengan demikian, angka penurunan sekitar 60%.
“Turunnya angka DBD salah satu faktornya karena peran jumantik (juru pemantau jentik, red) yang sangat aktif. Penyuluhan dilakukan intensif melalui berbagai kegiatan serta gerakan berantas sarang nyamuk,” kata Kepala Dinkes drg. Ninik Ira Wibawati, Jumat (9/11/2108).
Selain penyeluhan, lanjut Ninik, gerakan satu rumah satu jumantik sangat efektif menekan tumbuhnya penyakit yang disebabkan DBD. Selain itu juga ada pemberian abate secara selektif melalui kegiatan pemeriksaan jentik oleh kader jumantik setiap bulan.
“Program memasyarakatkan satu rumah satu jumantik dan fogging (pengasapan, red) sarang nyamuk, menjadi solusi terakhir penanggulangan penyakit DBD,” cetus Ninik.
Sementara Wali Kota Probolinggo, Rukmini menuturkan, DBD adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ‘Aedes Aegypti’ dan dapat menyebabkan kematian.
“Jumlah kasus DBD maupun luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Oleh karena itu, seluruh masyarakat Kota Probolinggo harus memasyarakatkan gerakan satu rumah satu jumantik,” beber Rukmini.
Rukmini berharap gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bisa dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. “Mari diawali dari para kader jumantik, pejabat Pemkot Probolinggo, TNI, Polri dan DPRD. Kita bergerak bersama dalam rangka mengurangi penyakit karena gigitan nyamuk,” tandas dia. (*)
Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan