PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Meski melanggar tidak semua pengguna jalan menyadari kesalahannya, bahkan ada yang ngeyel. Untuk mengatasi hal ini, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Probolinggo melakukan hal yang berbeda dengan menggelar Operasi Zebra 2018 melibatkan mahasiswa.
Operasi yang digelar di jalur Pantura tepatnya di area Taman Wisata Bentar pada Rabu pagi (7/11/2018) melibatkan puluhan pihak baik mahasiswa, TNI, Dispenda, Dishub, Kejaksaan, dan Pengadilan.
Mahasiswa dari Fakultas Hukum sengaja diajak untuk mengedukasi langsung masyarakat yang terkadang “ngeyel” ketika ditemukan sejumlah pelanggaran. Bahkan pengendara yang kena tilang pun tak jarang berdebat dengan mahasiswa dari Universitas Panca Marga dan STIH Zainul Hasan Genggong.
Dalam razia itu langsung dilakukan sidang di tempat. Salah satu pengendara Muhammad Ichwan asal Surabaya yang juga tertilang karena knalpot tidak standar mengaku, kaget saat ditilang. Namun ia juga bersyukur dengan sidang di tempat. Ia tak khawatir, pasalnya tengah bekerja di Bali.
“Tak menyangka saja knalpot saya tidak standar, soalnya sudah direkomendasi dari pabriknya. Kalau sudah tahu begini nanti saya ganti. Cuma bagus bisa sidang di tempat soalnya kerja saya di Bali,” katanya.

Satlantas Polres Probolinggo melakukan sidang di tempat terhadap pelanggar lalu lintas dalam Ops Zebra 2018. (rs)
Sementara itu salah satu mahasiswa yang ikut terlibat dalam razia Operasi Zebra kali mengaku, sebagai penambah pengamalan sekaligus memberi edukasi pada masyarakat. Pasalnya banyak ditemui pengendara yang ngeyel ketika dijelaskan pelanggarannya.
“Ya menjadi mitra polisi ikut memberi edukasi bagi masyarakat. Apalagi saya dari Fakultas Hukum, memberi penjelasan pada pengendara khususnya pengendara yang kadang tidak mau memahami pelanggarannya,” ucap Riski Miftahul Huda asal Kecamatan Kuripan ini.
Kasatlantas Polres Probolinggo AKP Ega Prayudi mengatakan, mengajak mahasiswa sebagai wujud transparansi sekaligus menyentuh para pelanggar dari sisi humanis. Tak sedikit pengendara ketika melanggar justru tidak terima dan ngeyel.
“Sering kita jumpai pengendera tidak terima, padahal jelas jelas melanggar aturan. Makanya kami libatkan mahasiswa sekaligus menambah pengalaman mereka,” kata Ega.
Ega menanbahkan, ada tujuh prioritas pelanggaran yang disasar pada operasi Zebra. Yakni, mengemudi menggunakan HP, menggunakan helm tidak standar SNI, pengemudi R4 tanpa safety belt, termasuk pengemudi di bawah umur, pengemudi di bawah pengaruh miras dan narkoba serta melawan arus.
Hasilnya selama sepekan ini, sekitar 1.500 orang terjaring dalam Operasi Zebra. Mereka didominasi oleh kendaraan roda dua. Tak hanya itu dengan prioritas tujuh pelanggaran ini diharapkan mampu menekan angka kecelakaan di Kabupaten Probolinggo. (*)
Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan