PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Malang menimpa Sujiani (72) warga Desa Klenang Lor, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo. Nenek Sujiani harus meregang nyawa setelah terperosok ke dalam limbah panas milik Pabrik Gula (PG) Gending.
Informasi yang dihimpun, Sujiani terperosok ke limbah PG Gending yang terletak di Desa Sebaung, Kecamatan Gending, pada Sabtu (7/10/2018) sekitar pukul 8.00 WIB. Pasca kejadian, ia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kraksaan.
Kepala Camat Banyuanyar Didik Abdurrohim membenarkan jika ada salah satu warganya yang meninggal pasca terjebak limbah pabrik. Korban, kata Camat Didik, meninggal pada Senin (29/10/2018) sekitar pukul 16.40 WIB. Jasadnya kemudian dimakamkan setelah shalat Maghrib.
“Betul ada warga saya yang meninggal dunia kemarin. Saya tahunya saat saya berkunjung ke sana. Dia meninggal setelah dirawat di rumah sakit,” katanya, Selasa (30/10/2018) pagi.
Didik menjelaskan, kronologi petaka yang menimpa Sujiani bermula saat korban hendak mengambil tali. Nahas, ia malah terjatuh ke tempat pembuangan limbah tanpa pembatas, yang berlokasi di lahan milik Mustofa, warga Desa Sebaung.
Selan tanpa pembatas, lahan pembuangan limbah berukuran 30×40 meter itu juga tanpa petugas jaga sehingga memudahkan siapa saja masuk ke tempat pembuangan limbah. Padalah limbah tersebut berbahaya karena mengandung cairan kimia panas.
“Saat terjatuh ke delam limbah, nenek ini tidak langsung mendapat pertolongan, karena saat itu kondisi memang sepi. Kalau lukanya, ia terbakar di bagian kaki hingga paha bagian atas,” terang Didik.
Korban akhirnya tertolong setelah ada warga yang melintas dan mendengar jeritan orang minta tolong. Begitu diangkat, korban dibawa ke Puskesmas Maron sebelum dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan,” tambahnya.
Setelah hampir 3 hari dirawat di rumah sakit, nyawa korban akhirnya tak tertolong. Ia meninggal saat tim medis berusaha untuk mengamputasi kedua kaki korban. “Korban disarankan untuk diamputasi, tapi keluarga tidak berkenan, sebelum akhirnya meninggal,” tutup Didik. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad