PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Polemik pembakaran bendera bertulis kalimat tauhid bergema hingga Kota Probolinggo. Belasan ormas Islam berkumpul dan sepakat untuk menjaga diri dan tidak saling memprovokasi demi menciptkan stabilitas keamanan.
Belasan Ormas Islam tersebut di antaranya NU, Muhammadiyah, LDII, Hidayatullah, Al Irsyad, Ansor dan lainnya. Mereka berkumpul di Mapolres Probolinggo Kota Rabu (24/10/2018) menggelar pertemuan secara tertutup.
Kapolresta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, pihaknya hanya memfasilitasi ormas-ormas Islam. “Ya intinya dikumpulkan saja, untuk apa maksudnya biar ormas saja yang berbicara,” kata Alfian.
Tokoh Muhammadiyah Mohammad Nur Hasan mengatakan, semua umat Islam di Kota Probolinggo sepakat untuk menjaga kedamaian. “Kita sepakat semua ornas menjaga perdamaian di Kota Probolinggo tak hanya menjelang Pemilu 2019 maupun hal-hal lain termasuk provokasi apapun,” katanya.
Disinggung kumpulnya ormas Islam terkait insiden bendera berkalimat tauhid yang dibakar, pihaknya mengaku, sebagai upaya antisipasi saja. “Ya intinya kita sama-sama menjaga hal tersebut tidak terjadi di sini,” ujarnya.
Sementara itu Ketua MUI KH Nizar Irsyad mengatakan, pihaknya menjamin tidak akan ada provokasi di Kota Probolinggo. Termasuk aksi-aksi apapun yang mengancam kedamaian.
“MUI bersama polisi, FKUB dan ormas Islam sepakat menjaga perdamaian. Tidak ikut-ikut aksi di luar yang cenderung provokatif,” kata KH Nizar.
MUI pun mengimbau pada masyarakat untuk sama sama menjaga kestabilan kemananan di Kota Probolinggo apalagi akan ada hajatan pesta demokrasi 2019 nanti. (*)
Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi