Menu

Mode Gelap
Dengan Adanya Operasi Patuh Semeru, Aksi Balap Liar di Lumajang Menurun Kolaborasi DPRD dan Kominfo Lumajang Jadi Kunci Transformasi Digital Berkelanjutan Toko Bangunan Dimasuki Maling, Uang Rp10 Juta Raib Penanaman Energi Hijau Berbasis Perhutanan Sosial di Probolinggo Tuai Penghargaan Akhirnya, Hamparan Sampah di Batas Kota Probolinggo Dibersihkan Sempat Terbakar, Hutan di Kawasan Gunung Arjuno Kini Padam, BPBD Masih Siaga

Ekonomi · 7 Sep 2018 13:14 WIB

Kualitas Kian Bagus, Harga Garam Masih Bobrok


					Kualitas Kian Bagus, Harga Garam Masih Bobrok Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kelayakan harga jual rupanya masih belum dirasakan oleh para petani garam di wilayah Kabupaten Probolinggo. Bahkan beberapa petambak garam sempat mengeluh bulan Agustus kemarin, lantaran terjadinya pengembalian garam (Return, red) yang dilakukan oleh pabrik garam.

Karena pengembalian itulah, beberapa petambak resah berimbas pada harga jual yang turun drastis. Sempat ditaksir oleh beberapa petambak, bahwa harga jual garam akan meningkat kembali, pada bulan September.

Namun prediksi itu malah tidak sesuai harapan. Pasalnya, hingga kini harga garam masih belum menunjukkan perubahan. Padahal cuaca dalam panen garam kali ini sangat mendukung untuk para petambak garam menghasilkan garam kualitas super.

“Harganya masih dikisaran seribu per kilogramnya. Padahal kualitasnya sangat bagus, pengirimanpun juga tidak terkendala apa-apa, tapi masih belum bisa membuat harga garam mahal,” ujar Ketua Kelompok Petambak Garam Kalibuntu Sejahtera, Suparyono, Jum’at (7/9/2018).

Suparyono menambahkan, dalam panen garam kali ini petambak mencoba mengirimkan garam ke pabrik lain dengan maksud mencari harga jual yang lebih layak dan menghindari return. Mulanya garam petambak dikirim ke pabrik garam di Pasuruan, tapi kali ini dikirim ke pabrik garam di wilayah Jember.

“Sebelumnya, para petambak di sini terkena imbas returan garam pabrik Pasuruan yang dilakukan oleh pabrik garam di Madura, makanya kami langsung mengalihkan ke Jember dan Banyuwangi,” imbuh Suparyono.

Terpisah, Sniwi (50) petambak garam asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, juga menyayangkan belum normalnya harga garam sampai saat ini. Padahal petambak sudah memasuki puncak panen.

“Jika kualitasnya semakin bagus, biasanya harganya kian mahal. Tapi tidak dengan garam, meskipun kualitasnya super bagus, namun harganya tidak ikutan bagus, sangat murah,” tutur Sniwi. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Akhirnya, Hamparan Sampah di Batas Kota Probolinggo Dibersihkan

23 Juli 2025 - 07:43 WIB

MUI Desak Wali Kota Probolinggo Berani Perangi Miras, LGBT dan Sound Horeg

22 Juli 2025 - 12:43 WIB

Pakai Motor Protolan, Pelajar di Pasuruan Dihukum Nyanyi Saat Operasi Patuh

22 Juli 2025 - 12:12 WIB

Tenaga Non ASN Jember Turun Jalan, Tolak Skema Kerja Baru Pemerintah

21 Juli 2025 - 20:48 WIB

Hamparan Sampah Menumpuk di Batas Kota Probolinggo, Dikeluhkan Warga

21 Juli 2025 - 18:02 WIB

Satu Kartu, Satu Komoditas Tarif Pajak Batu, Pasir, dan Grosok Kini Dibedakan

21 Juli 2025 - 14:49 WIB

Penambang Protes Tambahan Opsen Rp8.750, Pemerintah Tetap Jalankan Amanat UU No.1/2022

21 Juli 2025 - 09:58 WIB

Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan

20 Juli 2025 - 18:33 WIB

Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal

20 Juli 2025 - 18:15 WIB

Trending di Sosial