PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo saat ini diliputi rasa senang sekaligus was-was. Para petani senang bukan main karena harga jual tembakau saat ini mahal. Meski demikian, mereka juga kwatir tembakaunya jadi objek pencurian.
Mendekati akhir bulan Agustus, harga jual tembakau kering pasca rajang berkisar antara Rp 31 ribu sampai dengan Rp 37 per kilogramnya. Kisaran harga ini sudah cukup untuk mendongkrak pendapatan petani, karena harga jual menutupi biaya tanam dan operasional.
Namun tingginya harga tembakau justru dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk mencuri daun tembakau petani, yang masih berada di sawah. Bahkan beberapa hari terakhir, para petani sering kehilangan daun tembakau yang hendak dipanen.
Mohammad Khoirul (31), salah seorang petani asal Desa Brani, Kecamatan Maron, mengakui bahwa sebagian petani di desanya kini resah. Seringkali tembakau yang akan dipanen, esok harinya sudah didahului orang lain.
“Sudah beberapa kali sejak harga tembakau mahal, tembakau milik warga sini sering hilang. Tetapi hilangnya tidak semuanya, hanya separuh dari daun yang akan dipetik,” kata Khoirul, Rabu (22/8/2018).
Biasanya, jelas Khoirul, sekali panen petani memetik antara 3 hingga 5 helai daun tembakau per pohon. Namun ulah jahil pencuri membuat tembakau yang sudah menguning hanya bisa dipetik setengahnya saja.
“Kalau tetap dipetik seperti jumlah awal, ya hasilnya gak bagus mas, karena dauunya masih mmuda, masih hijau,” papar Khoirul.
Untuk antisipasi itu, sambung Khoirul, petani kini berusaha meningkatkan penjagaan di sawah, terutama jika daun tembakau sudah siap panen. “Harapan saya, pihak kepolisian juga bisa mengatasi ini,” harap pria dengan 2 anak ini. (^)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan