PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Partisipasi pemilih di Kota Probolinggo dalam Pilkada serentak 27 Juni lalu, turun dibandikan edisi sebelumnya. Pada Pikada 2013, partisipasi pemilih mencapai 83%, sementara tahun ini turun menjadi 79.97%.
Meski demikian, perolehan suara Pilkada Kota Probolinggo tahun 2018 melampaui target nasional sebesar 77,5% dengan angka mencapai 79,97%. Angka ini menjadi perolehan terbesar kedua di Jawa Timur, setelah Kabupaten Sampang dengan tingkat partisipasi sebesar 85%.
Pengamat Politik dari Unibraw Malang, Wawan E. Kuswandoro, mengatakan bahwa turunnya jumlah partisipan disebabkan beberapa faktor. Diantaranya adalah kejenuhan masyarakat terhadap calon maupun parpol.
“Oleh karenanya, perlu pendidikan politik yang lebih komprehensif bagi pemilih khususnya mereka yang antipati terhadap politik, contoh pemilih pemula atau pemilih millenial,” kata Wawan saat menjadi pemateri Focus Grup Discussion di Bale Hinggil Kanigaran, Jum’at (3//8/2018).
Kendati demikian, imbuh Wawan, ia senang dengan capaian partisipasi politik yang melampaui target nasional menjelang Pileg 2019. Ia mewanti-wanti parpol agar benar benar memberikan pendidikan politik bagi masyarakat melalui caleg, bukan sekedar bertujuan meraup suara.
“Hasilkan produk politik yang berkualitas melalui kampanye sehat. Tak ada golput, money politik meski itu mustahil langsung hilang,’” ujar mantan Ketua KPU Kota Probolinggo ini.
Sementara,Komisioner Panwaslu Kota Probolinggo Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga, Azzam Fikri menuturkan bahwa pihaknya telah menghimbau kepada parpol dan caleg, agar tidak mendongkrak partisipasi pemilih menggunakan cara yang tidak dibenarkan.
“Jangan sampai sekedar kuantitas dicari dengan menggunakan money politik, sebab antara pemberi dan penerima sama sama kena. Oleh karena itu mari sama sama meningkatkan kualitas pemilu dengan tidak melakukan pelanggaran,” urai Azzam.
Ketua KPU Ahmad Hudri menyebut bahwa forum diskusi yang ia gelar, salah satunya bertujuan untuk evaluasi bersama penyelenggaraan pemilu. “Tentunya rekomendasi dari praktisi politik, Parpol dan civitas akademika akan kami pertimbangakan untuk mendongkrak partisipasi pemilij,” bebernya.
Diketahui dalam pemilu 2019, KPU Kota Probolinggo membutuhkan 606 TPS. Jumlah ini naik sebanyak 227 TPS dibandingkan Pilkada Serentak 2018. Selain itu, KPU menyerap 379 TPS yangg tersebar di 5 Kecamatan dan 29 Kelurahan. (*)
Penulis : Rahmad Sholeh
Editor : Eefndi Muahmmad
Tinggalkan Balasan