PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sebagian petani tembakau di Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo resah. Penyebabnya, tanaman tembakau terserang penyakit ker-ker atau keriting. Jika dibiarkan, batang tembakau tidak bisa tumbuh dan daunnya tidak mengembang.
“Ini masih umur satu bulanan, tapi masih kecil karena ker-ker. Sebenarnya kami sudah melakukan pengendalian secara mandiri, namun hasilnya belum maksimal,” kata petani setempat, Syahroni, Rabu (1/8/2018).
Dari tinjauan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo diketahui bahwa penyakit ker-ker tembakau petani diakibatkan oleh vektor kutu kebul atau kutu putih. Kutu kebul ini menempel pada daun sehingga daun tembakau tidak bisa tumbuh normal.
“Setelah melihat langsung di lapangan, ternyata vektor yang menyebabkan penyakit ker-ker adalah kutu kebul atau kutu putih. Dalam bahasa latinnya disebut Bemicia Tabacci,” kata THL TB-PP DKPP Kabupaten Probolinggo Iwan Prasetyo.
Menurut Iwan, kutu kebul ini tidak membawa virus ‘Tobacco Leaf Cwil Virus’ (TLCV), maka tanaman tembakau akan sembuh. Tetapi kalau tidak segera dihilangkan, maka berpotensi membawa virus yang merusak tembakau.
“Kutu kebul yang membawa virus TLCV, maka tanaman tidak bisa disembuhkan. Karena vektor kutu kebul maupun Thrips Scirtothrips Dorsalis sistem penularannya sangat cepat. Dalam jangka waktu 30 menit sudah bisa menular,” jelas dia.
Iwan menambahkan, terdapat dua cara yang bisa dilakukan petani untuk mengendalikan penyakit ker-ker. Bagi tanaman yang belum terserang, maka formulasi pengendaliannya dilakukan dengan bahan sabun cap kodok, obat nyamuk lotion dan sejenisnya, dimana bahan-bahan itu dicampur air lalu disemprotkan.
“Tetapi bagi tananam tembakau yang sudah terserang, maka bahan yang harus disiapkan sama dengan yang belum terserang, hanya saja formulasi tersebut ditambah dengan tablet Gibberellic Avid,” tutup Iwan. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan