Menu

Mode Gelap
Razia Gabungan di Gending, Satpol PP Probolinggo Sita 3.819 Botol Miras Pemkab Lumajang Fokus Perbaiki Indikator KKS untuk Wujudkan Kabupaten Sehat yang Nyata Kasus Pengeroyokan Pedagang Es Krim oleh Satpol PP Lumajang Masih Bergulir, Polisi Dalami CCTV Polisi Susun Strategi Baru Tertibkan Tambang Pasir Ilegal di Lumajang Disatroni Perampok, Motor dan Perhiasan Petani di Krucil Raib Tiga Tahun Buron, Dua Tersangka Pembunuhan Diringkus Polres Jember

Ekonomi · 1 Agu 2018 05:04 WIB

Tembakau ‘Ker-ker’, Petani di Krejengan Resah


					Tembakau ‘Ker-ker’, Petani di Krejengan Resah Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sebagian petani tembakau di Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo resah. Penyebabnya, tanaman tembakau terserang penyakit ker-ker atau keriting. Jika dibiarkan, batang tembakau tidak bisa tumbuh dan daunnya tidak mengembang.

“Ini masih umur satu bulanan, tapi masih kecil karena ker-ker. Sebenarnya kami sudah melakukan pengendalian secara mandiri, namun hasilnya belum maksimal,” kata petani setempat, Syahroni, Rabu (1/8/2018).

Dari tinjauan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo diketahui bahwa penyakit ker-ker tembakau petani diakibatkan oleh vektor kutu kebul atau kutu putih. Kutu kebul ini menempel pada daun sehingga daun tembakau tidak bisa tumbuh normal.

“Setelah melihat langsung di lapangan, ternyata vektor yang menyebabkan penyakit ker-ker adalah kutu kebul atau kutu putih. Dalam bahasa latinnya disebut Bemicia Tabacci,” kata THL TB-PP DKPP Kabupaten Probolinggo Iwan Prasetyo.

Menurut Iwan, kutu kebul ini tidak membawa virus ‘Tobacco Leaf Cwil Virus’ (TLCV), maka tanaman tembakau akan sembuh. Tetapi kalau tidak segera dihilangkan, maka berpotensi membawa virus yang merusak tembakau.

“Kutu kebul yang membawa virus TLCV, maka tanaman tidak bisa disembuhkan. Karena vektor kutu kebul maupun Thrips Scirtothrips Dorsalis sistem penularannya sangat cepat. Dalam jangka waktu 30 menit sudah bisa menular,” jelas dia.

Iwan menambahkan, terdapat dua cara yang bisa dilakukan petani untuk mengendalikan penyakit ker-ker. Bagi tanaman yang belum terserang, maka formulasi pengendaliannya dilakukan dengan bahan sabun cap kodok, obat nyamuk lotion dan sejenisnya, dimana bahan-bahan itu dicampur air lalu disemprotkan.

“Tetapi bagi tananam tembakau yang sudah terserang, maka bahan yang harus disiapkan sama dengan yang belum terserang, hanya saja formulasi tersebut ditambah dengan tablet Gibberellic Avid,” tutup Iwan. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 49 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dusun Sumberlangsep Lumajang Terisolasi Pasca Banjir Lahar Semeru, Warga Terpaksa Berbelanja di Tengah Sungai

14 Mei 2025 - 20:06 WIB

Normalisasi Jalur Lahar di Lumajang: Bukti Sinergi Pelaku Usaha dan Masyarakat Hadapi Bencana

14 Mei 2025 - 15:58 WIB

Jalur Piket Lumajang Sudah Bisa Dilewati Roda Empat

13 Mei 2025 - 10:26 WIB

Sambut Puncak Perayaan Waisak, Umat Buddha Kota Probolinggo Ritual Mandikan Rupang

12 Mei 2025 - 17:59 WIB

Transformasi Digital Pelayanan Haji: 721 Jemaah Lumajang Berangkat, 113 Menunggu Dokumen Syarikah

12 Mei 2025 - 13:08 WIB

Libur Waisak, 10 Ribu Penumpang Sesaki KAI wilayah Daop 9 Jember

12 Mei 2025 - 09:57 WIB

Fenomena Penahanan Ijazah Karyawan, Disperinaker: Zero Kasus di Kota Probolinggo

10 Mei 2025 - 20:02 WIB

Menikmati Gurihnya Ketan Kratok, Jajanan khas Kota Probolinggo

10 Mei 2025 - 16:27 WIB

Bupati Gus Haris Dorong K-Sarbumusi jadi Katalisator Kesejahteraan Buruh dan Pertumbuhan Industri di Probolinggo

9 Mei 2025 - 17:07 WIB

Trending di Ekonomi