Menu

Mode Gelap
Serapan Gabah Lampau Target Nasional, Pemkab Jember Bagikan Beras kepada Warga Pra Sejahtera Beringas! Maling Gasak 2 Motor milik Jamaah Masjid di Kota Probolinggo Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau Sehari, Polres Probolinggo Kota Tangkap 5 Orang Pengedar Sabu Sound Horeg, Kapolres Lumajang: Penyelidikan Akustik Belum Ada Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

Ekonomi · 1 Agu 2018 05:04 WIB

Tembakau ‘Ker-ker’, Petani di Krejengan Resah


					Tembakau ‘Ker-ker’, Petani di Krejengan Resah Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sebagian petani tembakau di Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo resah. Penyebabnya, tanaman tembakau terserang penyakit ker-ker atau keriting. Jika dibiarkan, batang tembakau tidak bisa tumbuh dan daunnya tidak mengembang.

“Ini masih umur satu bulanan, tapi masih kecil karena ker-ker. Sebenarnya kami sudah melakukan pengendalian secara mandiri, namun hasilnya belum maksimal,” kata petani setempat, Syahroni, Rabu (1/8/2018).

Dari tinjauan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo diketahui bahwa penyakit ker-ker tembakau petani diakibatkan oleh vektor kutu kebul atau kutu putih. Kutu kebul ini menempel pada daun sehingga daun tembakau tidak bisa tumbuh normal.

“Setelah melihat langsung di lapangan, ternyata vektor yang menyebabkan penyakit ker-ker adalah kutu kebul atau kutu putih. Dalam bahasa latinnya disebut Bemicia Tabacci,” kata THL TB-PP DKPP Kabupaten Probolinggo Iwan Prasetyo.

Menurut Iwan, kutu kebul ini tidak membawa virus ‘Tobacco Leaf Cwil Virus’ (TLCV), maka tanaman tembakau akan sembuh. Tetapi kalau tidak segera dihilangkan, maka berpotensi membawa virus yang merusak tembakau.

“Kutu kebul yang membawa virus TLCV, maka tanaman tidak bisa disembuhkan. Karena vektor kutu kebul maupun Thrips Scirtothrips Dorsalis sistem penularannya sangat cepat. Dalam jangka waktu 30 menit sudah bisa menular,” jelas dia.

Iwan menambahkan, terdapat dua cara yang bisa dilakukan petani untuk mengendalikan penyakit ker-ker. Bagi tanaman yang belum terserang, maka formulasi pengendaliannya dilakukan dengan bahan sabun cap kodok, obat nyamuk lotion dan sejenisnya, dimana bahan-bahan itu dicampur air lalu disemprotkan.

“Tetapi bagi tananam tembakau yang sudah terserang, maka bahan yang harus disiapkan sama dengan yang belum terserang, hanya saja formulasi tersebut ditambah dengan tablet Gibberellic Avid,” tutup Iwan. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 64 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Serapan Gabah Lampau Target Nasional, Pemkab Jember Bagikan Beras kepada Warga Pra Sejahtera

18 Juli 2025 - 08:04 WIB

Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau

17 Juli 2025 - 19:17 WIB

Sound Horeg, Kapolres Lumajang: Penyelidikan Akustik Belum Ada

17 Juli 2025 - 18:01 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Ricuh Soal Barcode Pasir, Truk-Truk Pasir Dihentikan Paksa di Lumajang

17 Juli 2025 - 16:38 WIB

Sae Law Care Segera Evaluasi Perwakilannya sebagai Humas Satgas Miras Kabupaten Probolinggo

17 Juli 2025 - 16:08 WIB

Soal Sound Horeg, MUI Lumajang Serukan Kesatuan Sikap atas Fatwa Nasional dan Menunggu Instruksi Gubernur Jatim

17 Juli 2025 - 15:17 WIB

Dinilai jadi Biang Kegaduhan, Aliansi Desak Humas Satgas Miras Kabupaten Probolinggo Dicopot

17 Juli 2025 - 14:49 WIB

Masih Bingung Tiket Kereta Api untuk Anak? Begini Aturannya

17 Juli 2025 - 11:24 WIB

Trending di Regional