Menu

Mode Gelap
Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus Investigasi Tuntas, PWI Probolinggo Raya: Tidak Ada Pelanggaran Etik Jurnalis saat Penyegelan Miras di Kraksaan Serapan Gabah Lampau Target Nasional, Pemkab Jember Bagikan Beras kepada Warga Pra Sejahtera Beringas! Maling Gasak 2 Motor milik Jamaah Masjid di Kota Probolinggo Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau

Politik Dan Pemerintahan · 27 Jul 2018 04:24 WIB

Warga Sebut Pembongkaran Nisan Bintaos Didasari Kecemburuan Sosial


					Warga Sebut Pembongkaran Nisan Bintaos Didasari Kecemburuan Sosial Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pembongkaran sepasang nisan raksasa milik Nur Slamet alias Bintaos (42) di Desa Ganting Wetan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo menyisakan polemik. Sejumlah warga justru menyesalkan pembongkaran nisan, karena keberadaannya dianggap bermanfaat bagi warga sekitar.

Salah satu warga setempat, Arifin (38) mengaku heran nisan raksasa setinggi 11 meter dengan lebar 2 meter dirobohkan. Padahal selama ini, keberadaan nisan itu tak mengganggu warga, sebaliknya memberi manfaat karena mendatangkan keuntungan ekonomi bagi warga sekitar.

“Ini saya heran kok dirobohkan, toh dibuat pakai uang pribadi dan tidak mengganggu. Justru warga bisa jualan karena banyak pengunjung disini,” kata Arifin kepada PANTURA7.com, Jum’at (27/7/2018).

Arifin menyebut bahwa perobohan nisan yang dibuat untuk makam persiapan Bintaos didasari oleh iri dan kecemburuan sosial. “Itu karena iri saja, kalau takut syirik kan tergantung orangnya. Lagian nisan itu hasil seni kok, seperti di Bali,” ujarnya.

Warga lain, Rohimah mengatakan bahwa ia sebenarnya tidak setuju nisan itu dibongkar. Sebab menurutnya, bisa dijadikan wisata gratis dan bagus untuk latar foto. Selama sebulan ini, imbuh Rohimah, ia dan keluarga sering kunjungi nisan untuk sekedar berselfie ria.

“Gak setuju sebenarnya, tapi ya mau gimana lagi, kan sudah roboh,” sesal ibu muda asal Desa Jatiadi, Kecamatan Gending ini.

Nisan raksasa Bintaos dibongkar oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) atas rekomendasi Badan Koordinasi Pengawasan Aliran dan Kepercayaan (Bakorpakem) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo, Kamis (26/7/2018). Pembongkaran dilakukan karena nisan dianggap meresahkan masyarakat.

“Ya harus dibongkar karena menyalahi syariat agama. Bintaos sendiri sudah menyadari itu dan memberikan ijin untuk dibongkar, supaya tidak menyebabkan kesyirikan,” urai Ketua Bakorpakem Kabupaten Probolinggo, Nadda Lubis di lokasi. (*).

Penulis : Mohamad Rochim
Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kiai Hasan Genggong, Ulama Sejuta Karomah dengan Jejak Spiritual Mendalam

10 April 2025 - 22:15 WIB

Berburu Barokah, Ribuan Jemaah Hadiri Haul Kiai Hasan Genggong ke-72

10 April 2025 - 16:48 WIB

TP PKK Lumajang Tebar Ilmu Perkuat Iman dengan Kajian Tafsir dan Tahsin Al-Qur’an

27 Maret 2025 - 15:41 WIB

NU Lumajang Beberkan Lima Keistimewaan yang Perlu Diketahui Saat Bulan Ramadhan

6 Maret 2025 - 11:54 WIB

Tentukan Awal Ramadhan, NU Kota Probolinggo Tunggu Sidang Isbat

26 Februari 2025 - 09:28 WIB

Perluas Dakwah, NU Krejengan Probolinggo Gelar Pelatihan Digital

10 Februari 2025 - 15:43 WIB

Mengenal Sofia, Aktivis asal Leces yang Kini Menakhodai Fatayat NU Kabupaten Probolinggo

27 Januari 2025 - 13:04 WIB

Kreatif! Ponpes Azidan Barokatu Zainil Hasan Gelar Lomba Kreasi Tumpeng Sambut Hari Ibu

16 Desember 2024 - 19:43 WIB

Era Baru NU Kota Probolinggo Dimulai, Tiga Pilar jadi Spirit Gerakan

27 Oktober 2024 - 19:22 WIB

Trending di Religi & Pesantren