Menu

Mode Gelap
Laka Maut di Jalur Bromo Tewaskan 8 Orang, ini Pengakuan Sopir Bus Era Baru Dimulai, Nun Hafid dan Kiai Wasik Pimpin NU Kraksaan Tunggu Kedatangan Jenazah, Keluarga Korban Laka Maut Jalur Bromo Sesaki RS Bina Sehat Jember Delapan Orang Meninggal Pasca Laka Bus Wisata di Jalur Bromo, ini Identitasnya Korban Didorong PK, Pudoli Sandra Disebut Representasi Perubahan Golkar Lumajang Polda Jatim Olah TKP Laka Maut Rombongan Nakes di Jalur Bromo, Gunakan 3D Scanner

Ekonomi · 13 Jan 2018 12:58 WIB

Cuaca Buruk, Harga Ikan Laut Meroket


					Cuaca Buruk, Harga Ikan Laut Meroket Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Stok ikan laut segar di Pasar Ikan Mayangan, Kota Probolinggo, mengalami kelangkaan selama 2 pekan terakhir. Akibatnya, harga jual ikan melambung hingga kisaran 40% dari harga lama.

Tingginya harga ikan laut, selain disebabkan oleh cuaca laut yang sedang memburuk juga karena dampak pelarangan penggunaan jaring Cantrang oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Nelayan saat ini hanya menangkap ikan di perairan dangkal namun dengan hasil yang jauh dari memuaskan.

Salah satu pedagang ikan di pasar Mayangan, Khotijah mengatakan, saat ini stok ikan yang masih tersedia di pasaran mayoritas adalah Cumi-cumk dan ikan-ikan kecil. Sementara jenis ikan besar seperti ikan Kakap, Tongkol, Bandeng, Merah hingga Layang nyaris tidak tersedia.

“Saat ini yang tersedia cuma Cumi, itu saja harganya sudah Rp. 30 ribu, padahal biasanya cuma Rp. 20 ribu perkilogram. Beda lagi dengan harga ikan Merah, sekarang harganya mahal, mencapai Ep. 55 ribu, padahal biasanya cuma Rp. 40 ribu perkilogram,” terang Khotijah, Sabtu (13/1/2018).

Ikan yang masih tersedia, jelas Khotijah, mayoritas merupakan ikan yang dipasok dari luar daerah, bukan berasal dari perairan Probolinggo. “Saya minta kiriman dari luar mas, daripada gak jualan. Ini saja saya gadaikan perhiasan dan berhutang agar tetap jualan. Gak ada pekerjan lain soalnya,” imbuhnya.

Minimnya pasokan dan meroketnya harga, tak hanya diresahkan oleh para pedagang ikan. Para pembeli pun merasakan hal serupa. “Ya gak ada ikan sekarang, ini tadi hanya dapat cumi, terpaksa saya beli meskipun mahal. Saya harap tidak terus-terusan kayak gini, biar bisa menikmati ikan,” keluh Dewi, pembeli ikan. (fly/arf).

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Trending di Ekonomi