Menu

Mode Gelap
KH. Nizar Irsyad Tutup Usia, Guru Besar UINSA Didapuk Nakhodai MUI Kota Probolinggo Menteri Perdagangan Lepas Ekspor Strategis dari Pasuruan ke China. Tiga Motor Pegawai Raib Digondol Maling di Rumah Dinas Kejaksaan Lumajang, CCTV Mati Truk Hantam Kendaraan di Lampu Merah Purwodadi, 1 Tewas dan 5 Luka Ekonomi Labil Picu Tingginya Perceraian di PA Kraksaan, Satu Bulan Ada 443 Perkara Pemkot Probolinggo Sidak Hewan Kurban jelang Idul Adha, ini Temuannya

Budaya · 9 Jul 2017 14:47 WIB

Eksotika Bromo, Saat Seni Tari Nusantara Menyatu Dengan Keindahan Alam Tengger


					Eksotika Bromo digelar sejak Jum'at hinggga Sabtu (8/7/17) di Kaldera Bromo jelang Upacara Yadnya Kasada. Perbesar

Eksotika Bromo digelar sejak Jum'at hinggga Sabtu (8/7/17) di Kaldera Bromo jelang Upacara Yadnya Kasada.

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sebuah festival seni tari bertajuk Eksotika Bromo digelar di area lautan pasir Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, sejak Jumat hingga Sabtu (7/9/2017). Ajang ini digelar oleh Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) masyarakat Tengger, khususnya masyakarat Desa Jetak Kecamatan Sukapura.

 

Tak hanya menampilkan sendratari hikayat Suku Tengger, parade seni tari ini juga menyuguhkan sejumlah seni tari nusantara, diantaranya adalah tarian Jaranan Slining dari Lumajang, Daul Sakera asal Pamekasan Madura, Tari Jegog Agung asal Jembrana Bali, hingga Tari Pepe Bainea Ri Gowa dari Sulawesi Selatan.

Bagi masyarakat Suku Tengger, tari Topeng Gunungsari Tengger dan sendratari kolosal Kidung Tengger menjadi tari andalan. Seni tari yang memerlukan sedikitnya 70 peserta ini, menjadi wahana untuk mengenalkan hikayat Tengger, terutama tentang leluhur mereka Nyi Roro Anteng Dan Joko Seger.

“Tarian Topeng Gunungsari maupun sendatrasri kolosal Tengger ini tidak mudah, diperlukan penjiwaan yang dalam agar bisa membawa penonton hanyut dalam cerita Suku Tengger,” ucap Hafsari, salah satu penari kolosal sendratari hikayat Suku Tengger kepada PANTURA7.com di lokasi, Sabtu (8/7/17).

 

Gadis asal Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura ini menambahkan, ia dan rekannya harus berlatih sebulann lebih agar bisa menguasai materi “Kita latihan kekuatan fisik dan kelenturan tubuh, lelah memang tapi inilah kekayaan kita” tuturnya.

 

Kekayaan alam Bromo yang bersanding dengan karya tari nusantara, membius ribuan wisatawan yang memadati kaldera bromo. Cuaca dingin menusuk tulang, tak jadi kendala bagi wisatawan menghadiri fertival ttari yang pertama kali digelar ini.

 

“Setiap daerah mempunyai keunikan tersendiri, namun kali ini beda, eksotika bromo mantap” ujar Ayu Shita, wisatawan sekaligus bintang tamu sesaat usai membacakan puisi Kidung Tengger.

 

Aktris yang tengah naik daun ini menjelaskan, eksotika bromo sebagai rangkaian Upacara Yadnya Kasada membawa dua manfaat sekaligus. “Selain untuk kepentingan wisata, juga membantu pelestarian seni tari tradisional yang terus tergerus zaman,” tutup dara cantik ini. (em/ela).

Artikel ini telah dibaca 136 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ada Ritual Yadnya Kasada, Wisata Gunung Bromo Bakal Ditutup 4 Hari

28 Mei 2025 - 17:47 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Kabar Baik Pendaki! Gunung Semeru Dibuka untuk Pendakian, Simak Aturan dan Persyaratan Terbarunya

18 Mei 2025 - 09:20 WIB

Wisata Lumajang Terhambat Karena Dinas Pariwisata Tak Fokus Tata Kelola dan Branding

13 Mei 2025 - 13:02 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Libur Waisak, Ribuan Wisatawan Sesaki Wisata Gunung Bromo

12 Mei 2025 - 20:06 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Trending di Budaya