Lumajang, – Kompleksitas geografis Kabupaten Lumajang menjadi faktor utama dalam pengelolaan keuangan daerah, khususnya dalam menghadapi risiko bencana yang berdampak pada infrastruktur publik.
Hal ini dibahas dalam Rapat Koordinasi Pengelolaan Keuangan Daerah terkait pemanfaatan Bantuan Tidak Terduga (BTT) di Ruang Nararya Kirana, Kantor Bupati Lumajang, Jumat (19/12/2025).
Bupati Lumajang, Indah Amperawati menjelaskan, bahwa kondisi geografis, termasuk aktivitas Gunung Semeru, curah hujan tinggi, dan wilayah pesisir selatan yang rawan bencana, menyebabkan kerusakan infrastruktur vital seperti jalan, jembatan, dan jalur evakuasi yang bersifat berulang.
“Kerusakan infrastruktur di Lumajang sering berulang. Curah hujan tinggi, lahar, dan awan panas guguran berdampak langsung pada jalan dan jembatan yang menjadi akses utama masyarakat,” katanya, Sabtu (20/12/2025).
Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Agus Fatoni menekankan, pentingnya BTT sebagai instrumen fleksibel yang memungkinkan pemerintah daerah bertindak cepat saat menghadapi kondisi darurat.
“BTT memberikan fleksibilitas bagi daerah untuk bertindak cepat ketika infrastruktur vital terdampak bencana. Namun, fleksibilitas ini harus diiringi dengan perencanaan yang matang dan tata kelola yang akuntabel,” ungkapnya. (*)










