Lumajang, – Sebanyak 80  persen perangkat sistem peringatan dini (Early Warning Sistem/EWS) Gunung Semeru dilaporkan rusak setelah diterjang awan panas. Ini membuat ribuan warga di lereng gunung terancam tanpa alarm bahaya apabila erupsi susulan atau lahar hujan kembali terjadi.

Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Isnugroho mengungkapkan, dua unit EWS berupa sirene di Desa Sumberurip dan Supiturang tidak lagi berfungsi.

Tak hanya sirene, delapan kamera CCTV pemantau aktivitas Semeru dan satu pemancar radio milik BPBD juga ikut rusak tersapu awan panas. Kerusakan menyeluruh ini membuat pemantauan visual dan komunikasi darurat terganggu.

“Apabila ada bencana lagi kami tidak bisa memberikan peringatan awal,” kata Isnugroho, Senin (1/12/2025).

Saat ini pihak BPBD terpaksa mengandalkan komunikasi via telepon seluler untuk menyampaikan perkembangan kondisi Semeru.

Advertisement

“Saat ini ya bisa dikatakan sudah tidak bisa, jadi informasi perkembangan Semeru kami lakukan via seluler,” katanya.

Untuk diketahui, tim Deputi 1 BNPB telah turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan lapangan, sementara laporan kerusakan sudah disampaikan kepada Bupati Lumajang untuk tindak lanjut perbaikan.

Di tengah kerusakan fasilitas mitigasi tersebut, status Gunung Semeru memang telah diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).

Namun PVMBG tetap meminta warga tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak, serta menghindari sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer-yang masih berpotensi dilanda awan panas dan aliran lahar hingga 17 kilometer dari kawah. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.