Lumajang, – Aktivitas penambangan pasir dan batu (sirtu) di kawasan aliran Sungai Besuk Kobokan dan sungai lain yang berhulu di Gunung Semeru resmi dihentikan sementara.

Keputusan ini tertuang dalam surat edaran yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Lumajang pasca-erupsi Semeru pada 19 November 2025.

Erupsi tersebut membuat material vulkanik menumpuk di sepanjang aliran sungai. Kondisi menjadi semakin berbahaya karena wilayah sekitar Gunung Semeru hampir setiap hari diguyur hujan, meningkatkan potensi terjadinya banjir lahar.

Melihat situasi tersebut, Pemkab Lumajang mengambil langkah tegas.

“Ibu bupati sudah mengeluarkan surat edaran kepada para penambang untuk menghentikan aktivitas pertambangannya sampai dengan kondisi memungkinkan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Lumajang, Agus Triyono, Senin (24/11/2025).

Advertisement

Agus menegaskan, aktivitas penambangan baru akan dibuka kembali jika situasi di Gunung Semeru dinyatakan aman oleh pihak berwenang. Hingga kini, status Semeru masih berada di level 4 (Awas) sehingga aktivitas di area rawan bencana harus dihentikan demi keselamatan bersama.

“Penambangan akan dibuka kembali setelah kondisi Gunung Semeru dinyatakan aman,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Awan Panas Guguran (APG) yang kembali dimuntahkan Gunung Semeru pada Rabu (19/11/25) lalu. Kejadian itu meninggalkan duka mendalam bagi warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Di Dusun Kajar Kuning, masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidup pada pertanian kini harus menghadapi kenyataan pahit, ladang mereka berubah total dalam hitungan jam.

Tanaman palawija yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama, seperti cabai dan tomat, layu dan tertimbun abu. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.