Lumajang, – Pemerintah Kabupaten Lumajang, mengambil langkah cepat untuk menekan angka warga yang belum menamatkan pendidikan dasar.
Bupati Lumajang Indah Amperawati memerintahkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) turun langsung ke desa-desa untuk mencari warga, terutama anak-anak, yang tidak bersekolah dan mendorong mereka mengikuti pendidikan formal maupun program kejar paket.
Langkah ini diambil setelah ditemukan data mengejutkan: sebanyak 48.985 warga Lumajang tercatat belum lulus sekolah dasar (SD) atau sederajat, meski mereka sudah berusia di atas 13 tahun.
“Saya sudah minta dinas pendidikan untuk turun ke desa-desa, cari anak-anak yang tidak sekolah. Kalau masalahnya ekonomi, sekarang sekolah sudah gratis, bahkan kebutuhan seperti sepatu, tas, dan buku bisa kami bantu,” kata Indah, Jumat (31/10/25).
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Lumajang tahun 2025, jumlah penduduk mencapai 1.125.725 jiwa. Dari total tersebut, 145.387 orang belum lulus SD, padahal jumlah anak usia 6-13 tahun hanya 96.402 orang.
Artinya, puluhan ribu di antaranya adalah warga dewasa yang tidak menamatkan pendidikan dasar. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah karena berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia dan peluang kerja masyarakat.
“Banyak perusahaan mensyaratkan ijazah pendidikan untuk rekrutmen. Karena itu, warga yang belum lulus SD atau SMP kami dorong ikut program kejar paket. Ijazah sangat penting, meskipun sifatnya penyetaraan,” jelasnya.
Untuk mendukung langkah tersebut, Pemkab Lumajang menggandeng Baznas dan Forum CSR agar dapat membantu pemenuhan kebutuhan siswa dari keluarga kurang mampu. Bantuan meliputi perlengkapan sekolah, alat tulis, hingga seragam, agar tidak ada alasan ekonomi yang menghalangi anak-anak bersekolah.
“Kalau kebutuhan pendukung sekolah bisa kita penuhi. Yang penting, anak-anak mau sekolah lagi,” tegas Indah.
Selain menargetkan warga dewasa untuk ikut kejar paket, Bupati Indah juga menekankan pentingnya pencegahan dini terhadap anak putus sekolah. Ia meminta jajaran Disdikbud rutin memantau desa-desa untuk memastikan seluruh anak usia sekolah tetap terdaftar dan aktif belajar.
Program kejar paket di Lumajang bukan sekadar upaya mengejar ijazah, kata bupati, tetapi langkah untuk membuka akses pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan, dan membangun generasi cerdas di masa depan.
“Tidak ada alasan bagi warga Lumajang untuk tidak sekolah. Pemerintah hadir dan siap membantu,” pungkasnya. (*)













